JENEPONTO – Pemerintah Kabupaten Jeneponto Melalui Dinas Kesehatan Mengelar Rapat Kordinasi, Konvergensi Lintas Sektor dan Lintas Program untuk pelaksanaan penurunan stunting Tingkat Kabupaten Jeneponto.
Pertemuan lintas sektor, digelar di Rumah Jabatan Bupati (Rujab), diaula Kallabirang, Jalan Kenangan, Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Selasa, (26/01/2021).
Turut dihadiri, Kabid Pembangunan dan Sumber Daya Manusia Bappeda Sulsel Dr. Andi serta Perwakilan Dinas Kesehatan Sulsel INEY Lukman Hakim, Kepala Dinas Kesehatan Jeneponto Syusanti Mansur, Anggota DPRD Jeneponto Kaharuddin Gau, Kepala OPD, Camat, Kepala Puskesmas, beberapa kepala desa dan turut hadir.
Bupati Jeneponto Iksan Iskandar, Membuka acara sekaligus memberikan sambutan, Bahwa dengan dilaksanakan kegiatan Ini merupakan salah satu program dalam penurunan stunting dan Kabupaten Jeneponto sudah masuk tahun ke dua daerah lokus stunting yang ada di Sulawesi Selatan.
Pelaksanaan Aksi 1 sampai Aksi 8 Masih terdapat kekurangan disetiap tahapan, sehingga di lakukan aksi konvergensi percepatan dan pencegahan penurunan stunting.
“Untuk itu diharapkan Bappeda dan seluruh OPD yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi perlu mengetahui dan memahami kebutuhan data dalam melaksanakan penurunan stunting disetiap tahapan aksi,” ungkap Iksan Iskandar.
Bupati Jeneponto dua periode itu, berharap pada kegiatan ini dapat menghasilkan komitmen bersama dalam pelaksanaan aksi 1 sampai aksi 8 intervensi penurunan stunting terintegrasi baik intervensi secara spesifik, maupun sensitif kabupaten, kecamatan dan khusus 30 desa/kelurahan lokus.
“Melalui, integrasi program kegiatan ini yang dilakukan masing masing OPD dan Partisipasi masyarakat,” Harapnya
Pada kegiatan tersebut, dilakukan penyerahan penghargaan peringkat kedua dalam penanganan stunting Sulsel, dimana diberikan langsung oleh Bupati Jeneponto Iksan Iskandar didampingi Ketua Duta stunting TP PKK Jeneponto Hj, Hamsiah Iksan.
Sementara itu, Kabid Pembangunan dan sumber daya manusia Bappeda Sulsel Dr. andi menyampaikan bahwa stunting yang terjadi di kota dengan yang terjadi di desa itu berbeda.
“Biasanya kasus stunting yang terjadi dikota diakibatkan oleh kebiasaan pola asuh orang tua yang diserahkan kepada pengasuh anak yang kemudian berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan gizi anak, kalau didesa beda lagi, penyebab stunting di desa biasanya lebih kompleks, ada banyak faktor penyebab diantaranya kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi, kebersihan lingkungan, pendidikan dan keberadaan sanitasi yang baik,” jelasnya dalam materi.
Reporter : Firmansyah.