BANGKA BELITUNG – Pada hari kedua kunjungan kerja (kunker), Tim Bappenas RI berkunjung ke Kawasan Industri Sadai (KIS) Kabupaten Bangka Selatan dan langsung melakukan pertemuan dengan jajaran pengelola PT Ration Bangka Abadi.
Terlihat sejumlah kepala OPD di Provinsi Bangka Belitung (Babel) mendampingi, Tim Bappenas RI langsung melakukan diskusi dan tanya jawab, guna mendengar dan melihat secara langsung kendala yang dihadapi oleh pengelola serta peran pemda dalam membuat Kawasan Industri Sadai (KIS).
Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan Bappenas RI, Sumedi menjelaskan kunjungan yang dilakukan Tim Bappenas RI ke KIS dalam rangka melihat secara langsung bentuk kawasannya, peran pemerintah dan pengelola, serta langkah-langkah yang telah dilakukan dalam pengembangan Kawasan Industri Sadai ini berserta hambatannya.
“Kita ke sini untuk mendengar langsung, bagaimana peran pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat serta media, perguruan tinggi. Langkah-langkah apa untuk pemulihan percepatan perekonomi di Babel,” ungkapnya.
Dalam diskusi tanya jawab, Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan Sumedi, meminta secara rinci “master plan” dan “business plan” KIS ini, agar nantinya bisa ditindaklajuti dan dibahas lebih lanjut di Bappenas RI.
“Saya minta lebih merinci program kegiatannya. Pengembangan KIS baik bahan baku dan nilainya sebagai dasar argumentasi. “Master plan” dan “business plan” itu yang penting,” ungkapnya.
Sebelumnya Direktur RBA Sri Mempuni memaparkan tentang Kawasan Industri Sadai (KIS). Dalam paparannya dijelaskan bahwa KIS sudah masuk ke RPJMN 2020 sampai 2024. Kawasan Sadai sudah ada nilai investasinya mencapai 58 triliun.
“Sudah ada investasi di antaranya yaitu dari perusahan Xin Yi Gelas dan Sinomach serta pengelolahan limbah dan air bersih untuk mendukung kawasan industri ini,” ujarnya.
Menurutnya daya tarik kawasan industri Sadai terletak pada geografisnya, terdapat kases bandara dan pengembangan pariwisata, pertanian, dan perkebunan serta akan ada pembangunan jalan Trans Sumatera.
Sementara itu, kendala dan hambatan yang dihadapi saat ini yaitu masalah perizinan, air baku, gas, serta akses jalan pendukung dari Pangkalpinang – Sadai Kabupaten Bangka Selatan. Untuk mempercepat akses jalan ke KIS, maka akan dibuat Trans Bangka.
Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Babel, Fery Insani menambahakan, Babel selama ini belum memiliki kawasan industri yang terintegrasi seperti ini. Oleh sebab itu, dukungan dari Bappenas RI sangat dibutuhkan dalam pengembangan kawasan KIS.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Babel, Sunardi menegaskan untuk mendukung kawasan KIS ini, perlu adanya penguatan jaminan bahan baku produksi yang tersedia untuk perusahaan, misalnya timah atau lada dan tidak membuat KIS dekat dengan pemukiman. “Jaraknya 2 kilo, itu ada aturannya,” pungkasnya.
Usai melakukan diskusi dan menyerap aspirasi, Tim Balpenas RI bersama rombongan melihat secara langsung rencana kawasan KIS.
(Budi)