Daerah

Fridrik Tegur Oknum Polisi Sweeping Kendaraan Ditengah dan Ditikungan Malah Jadi Polemik. Ini Kronologisnya

×

Fridrik Tegur Oknum Polisi Sweeping Kendaraan Ditengah dan Ditikungan Malah Jadi Polemik. Ini Kronologisnya

Sebarkan artikel ini

Fridrik Makanlehi

JAKARTA-Fridrik Makanlehi, Selaku Jurnalis Media Online dan Tenaga Ahli Fraksi NasDem berani menegur salah satu oknum polisi yang sedang melakukan sweeping di tengah jalan dan tikungan di kantor BNI Jalan Sudirman, oknum polisi tersebut bukannya merima teguran tersebut tetapi polisi tersebut malah tantang berdebat tentang aturan lalu lintas.

Click Here

“Ya, memang benar. Saya tegur oknum Polisi yang sedang sweeping sebuah kendaraan warna putih didepan BNI. Sayangnya, polisi itu melakukan sweeping ditengah jalan, tikungan dan bukan tempat parkir kendaraan. Selain itu, Polisi itu bukan terima masukanku tetapi malah bentak saya, ajak berdebat mengenai lalu lintas, darat”tutur Fridrik yang sering disapa Fritz. Disampaikan kepada awak media pada tanggal 21 Juni 2020.

Hal ini terjadi pada hari Rabu, 17 Mei 2020, Pukul 17.00 WIB, di Jl. Sudirman, Tanah Abang kota Jakarta.

Dikatakan kepada awak media, ada dua video yang disiarkan secara langsung lewat akun Facebook. video yang pertama tidak dibagikan namun video kedualah yang dibagikan oleh followernya. Kini Video itu sedang viral

“Saya kaget ketika sy melihat digrup Gemuruh, teman-teman pada ramai membincangkan video itu, sebab video itu kan saya sudah hapus dan saya tidak share kemana-mana. Lagian video itu saya live streaming fb”kata Fritz yang juga merupakan alumni Magister Sistem dan Teknik Transportasi, UGM.

Ini kronologis persoalan tersebut,

Berdasarkan pengakuan Fridrik, Ini kronologis cerita singkat persoalannya,
1. Pada Hari Rabu, kurang lebih pukul 17.00 WIB, Saya dari Kantor (DPR RI) pulang ke rumah. Ketika Saya sampai di Jalan Sudirman (Sebelum Stasiun BNI City) lebih tepatnya di depan kantor BNI. Saya melihat di sisi kiri, ada seorang polisi sedang menawan mobil putih sambil meminta surat-surat.

2. Saya jalan terus sampai kurang lebih 25 meter, Saya melihat di spion kiri dan kanan, kondisi jalan lagi macet dan oknum Polisi ini, masih berurusan dengan pemilik mobil tersebut

3. Sampai sampai 50 meter. Hatiku tergerak untuk berhenti dan pergi menegur polisi tersebut.

4. Saya berhenti dan mundur sepanjang 50 meter tersebut. Saya tegur oknum Polisi tersebut dengan kata “Selamat sore, Mohon maaf mengganggu Pak. Bapak silakan sweeping, itu haknya Bapak, tapi mohon mobil dan motornya diparkir dipinggir dulu. Sebab kondisi kan lagi macet dan juga, disini kan tidak boleh parkir,”kata Fridrik dengan santum kepada polisi.

5. “Kamu siapa, apa urusanmu, saya sedang parkir dipinggir,”kata polisi itu

6. “Saya fritz, Saya rakyat biasa tapi karena, Saya melihat Bapak sweeping mobil ini ditengah jalan, tepatditikungan. Lagian mobil dan motor ini bisa mencelakan kendaraan lain yang akan belok dari bawa. Selain itu, kondisi jalan lagi macet loh Pak, “balas Fritz kepada polisi

7. Jurnalis online, Fridrik mengatakan, polisi bukan menerima masukannya namun polisi tersebut mala balik bentak, gertak dan tantang berdebat

8. Polisi mengabaikan teguran tersebut, malah Polisi tersebut kembali berurusan dengan kendaraan yang disweepingnya.

9. Saya pergi meminta Sopir kendaraan itu (drivernya seorang perempuan). “Ibu tidak boleh dengar om polisi ini. Lebih baik, parkir dipinggir barulah bicara,”ungap Fritz

10. Karena Ibunya ketakutan, Ibu tersebut tidak mengeluarkan satu kata.

11. Oknum Polisi itu, malah balik tantang Fritz denga kata “Apa hakmu, kamu siapa-siapanya Mba ini, “tanya polisi itu kepada Fritz.

12. “Sebelum kita lanjut bicara, Bapak buka baju kuning, Saya melihat nama dulu dan Bapak tugas dimana. saya video dulu biar ada keadilan dan transparasi diantara kita,”kata Fritz kepada polisi.

13. Polisi berkata “Silakan Mas, Kamu siapa. Mas saya parkir dipinggir”balas polisi itu

14. “Saya wartawan, Saya Tenaga Ahli DPR di Komisi V, Saya punya hak untuk membela masyarakat. Saya tegur Bapak karena Bapak salah. Bapak Tilang di tengah jalan, Bapak Lihat, kondisi jalan sedang macet. Bapak Buat macet lagi. Kalau memang, Bapak parkir dipinggir jalan. Lanjutnya, “mentang-mentang, Bapak Polisi dan punya pakain dinas. Bapak gunakan untuk gertak atau sweeping rakyat. Saya bisa laporkan ke DPR RI atau Kapolri untuk menegur Bapak loh,”respon Fritz

15. Polisi tersebut mendengar bahwa Fritz merupakan wartawan dan Tenaga Ahli DPR RI. Polisi tersebut tergesa-gesa menyuruh mobil tersebut jalan saja dan Ia pun pergi meninggalkan perdebatan

16. “Pak, Jangan suruh mobil itu jalan. Katanya Bapak paham aturan lalu lintas. Okeylah mobil itu boleh jalan tetapi urusan Bapak dengan ku belum selesai,” ujar Fritz alumni S2 Transportasi UGM

17.Namun, polisi tersebut tetap jalan

18. Fritz tidak puas dan tetap mengejar polisi itu.

19. Sesampai di bundaran, video 1 dimatikan karena berkaitan keselamatan jalan.
“Saya sampai di bundaran HI.

20. Didepan pos Polisi Militer, Fritz parkir dan meminta izin dari Polisi Militer tersebut untuk mencari polisi tersebut.
“Saya minta izin ke Polisi Militer. PM tersebut menyetujui maka saya melakukan aksi kedua saya lanjutkan Siaran langsung di akun FB. video tersebut kini sedang viral,”kata Fritz

21. Setelah mendapatkan persetujuan perdamaian. Fritz langsung pulang ke rumah

“Saya pulang ke rumah. Saya telpon Teman Tenaga Ahli dan Bapak Pendeta untuk meminta pendapat. Mereka menyarankan, agar kedua video tersebut yang disiarkan lansung lewat akun FB tersebut segera segera dihapus. Demi terciptanya kerukunan yang harmonis dan menjaga nama baik kepolisian maka video tersebut saya hapus dari akun fb. Sayangnya, ada yang sudah mendownload atau menviralkan video kedua tersebut,”kata Fritz

22. Kesimpulannya,
Awal persoalan Polisi ajak debat mengenai transportasi dengan Fritz ada di video 1 (sudah dihapus)

Fritz meladeni tawaran oknum Polisi ada pada video kedua (sekarang sedang viral).

(Red)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d