Oleh:
La Ode Biku
(Jurnalis Senior Kab. Muna Barat)
OPINI – Politik adalah seni melihat kemungkinan. Artinya dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi. Maka relevan kita membuat hipotesa: basis massa pemilihan kepala desa berpeluang jadi basis massa pemilihan kepala daerah. Ada yang setuju dengan hipotesa ini. Ada yang ragu dengan hipotesa ini. Ada juga yang yakin dengan hipotesa ini. Wajar-wajar saja. Sah-sah saja. Sebab itu politik. Penuh dengan asumsi.
Andai lebih dari separuh jumlah desa dalam satu kabupaten komitmen mendukung salah satu figur maka potensi untuk menang figur tersebut sudah didepan mata. Rasional kan! Gelagat Pilkades merupakan kecambah membentuk sistem baru ditengah sistem legal yang sedang berlangsung. Semacam ada upaya mendobrak sistem yang kokoh. Memang kreatif tapi terkesan membelot.
Sepintas kelihatan tak ada gerakan tambahan. Namun bagi aktor gerakan dan strateg itu persoalan enteng. Dalam diam ada gerakan. Gerakan menggalang kekuatan. Kalau itu dikelola dalam jangka waktu tertentu maka hasilnya pasti mengejutkan masyarakat awam. Akan tetapi bagi pihak sudah mencium manuver itu tidak akan kaget. Paling mereka bilang akhirnya perjuangannya berhasil.
Gelagat Pilkades tak bisa dianggap remeh. Karena basis utama politik daerah ada di desa-desa. Kantong-kantong suara ada disitu. Dan ini sudah pasti akan mendulang suara yang signifikan. Mungkin saja akan mulus melangkah menuju tampuk kekuasaan. Percaya atau tidak, nanti lihat setelah momenya tiba.
Jadi pemegang kuasa di tingkat desa pada era dana desa ini memiliki pengaruh begitu kuat. Hampir mendekati adidaya. Punya pesona. Dengan pesona yang dimilikinya mudah berkomunikasi politik dengan warganya. Bila Kades sudah bertautan hati dengan masyarakatnya, maka itu menjadi investasi politik jangka pendek – menengah – panjang. Dengan demikian menggagas isu strategis pun seperti aliran air sampai ke muara.
Gelagat Pilkades untuk Pilkada sudah lazim terjadi. Pada masa silam setiap hajatan demokrasi, modal suara Pilkades dibawa pada agenda politik yang lebih besar gaungnya. Karenanya Pilkades oleh pihak yang punya impian berkarir dalam politik merupakan kesempatan emas.
Kesempatan yang harus digarap secara seksama. Cerita yang berseliweran dalam pusaran Pilkades mengerucut ke Pilkada. Skenario kearah itu sulit dibantah dengan dalih bahwa pemilih semua dari desa. Melalui pesan sakti sang komando guna menentukan arah dukungan jarang diabaikan oleh jajaran dibawahnya. Maka tokoh yang hendak bermain dalam Pilkades untuk aset politik di masa yang akan datang adalah langkah awal yang tepat membentuk basis massa.
Selebihnya akan disempurnakan dengan kepiawaian mencari ruang-ruang potensial. Misi dibalik itu ialah rakyat loyal sama atasan. Kemudian akan menjelma sebagai pemilih fanatik. Manakala rekayasa senyap itu menjadi paripurna maka hipotesa gelagat Pilkades beraroma Pilkada bermetamorfosis: kantong suara Pilkades untuk Pilkada. Ini hanya sifatnya hipotesa saja akan tetapi kemungkinan menjadi nyata bukan hal mustahil.
Sabtu, (15/02/2020)
Reporter: Sacriel