Oleh:
Hida Nurhidayat, S.Pd.
Sekretaris PGRI Kecamatan Wanasalam
OPINI – Pentingnya peran pimpinan di Sekolah dalam upaya membina dan mendidik, tak hanya kepada peserta didik saja. Namun, seluruh elemen yang ada di lingkungan sekolah binaannya, termasuk para guru.
Dalam konteks ini, pimpinan di sekolah harus bisa mengetahui keberadaan seluruh peserta didik dan tenaga pengajar (guru). Bukan hanya dari segi cara pengajaran maupun sikap. Namun lebih dari itu, bahkan seorang pemimpin di Sekolah pun dituntut harus mengetahui terkait psikologis termasuk diantaranya kesehatan seksual seluruh elemen lingkungan sekolah, dalam hal ini peserta didik beserta tenang pendidik dan kependidikan.
Peran pimpinan di sekolah juga diantaranya harus tahu terkait perilaku seksual guru-gurunya, apakah memiliki aktivitas penyimpangan seksual atau tidak. Jika memang ada indikasi penyimpangan seksual, misalnya homosek, Bisek atau Lesbian. maka diperlukan pengawasan yang lebih intens terhadap guru yang memiliki kelainan seksual tersebut, apalagi kalau-kalau sampai menginapkan peserta didik di rumahnya atau di ruangan sekolah dengan alasan bimbel, remedial, pengayaan atau ekstrakurikuler. Hal ini merupakan langkah antisipatif agar tidak terjadi penyebaran perilaku penyimpangan seksual pada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
Secara psikologis anak-anak yang belum bisa melawan atau berontak itu biasanya terdapat pada anak-anak yang berada di usia sekolah tingkat SD dan SLTP. Atas dasar hal ini semua stake holder khususnya di ranah pendidikan tidakharus terlena dengan kondisi yang dianggap nyaman, namun harus tetap melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan sebuah kondisi mengkhawatirkan di masa depan.
Jum’at, (14/02/2020).
Reporter: Usep
