BUTON TENGAH, SEKILASINDO.COM – Akibat salah paham, dua warga desa yang berada di Kecamatan Sangiawambulu, Kabupaten Buton Tengah terlibat aksi saling serang.
Akibatnya, 25 rumah warga hangus terbakar dan beberapa unit kendaraan lainnya.
Pertikaian tersebut bermula dari perselisihan pemuda asal Desa Wadiabero dan warga Kelurahan Tolandona yang terjadi sekitar pukul 22.00 Wita hingga 23.00 Wita yang diikuti dengan aksi pembakaran.
“Awalnya hanya perorangan saja. Karena ada salah satu pemuda yang terkena tikaman, hingga menyulut lainnya,” kata Wakil Bupati Buteng, Pur. Inf La Ntau saat ditemui oleh beberapa media di lokasi kejadian siang tadi, Kamis (28/11/2019).
Purnawirawan AD ini mengatakan, perselisihan antar pemuda tersebut selain memakan korban material (25 unit rumah), juga memakan korban jiwa.
Sebagaimana hal tersebut dipertegas oleh Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Sultra, AKBP Harry Goldenhardt, seperti yang dilansir dari media lokal.
Harry, mengatakan insiden berdarah itu bermula ketika terjadi penganiayaan menggunakan senjata tajam yang mengakibatkan salah satu warga meninggal.
“Korbannya HM (21) warga Desa Mantaneo, Kecamatan Sangiawambulu. Hal itu terjadi saat pemuda dari kelurahan Tolandona datang menyerang sekaligus mencari pelaku terduga penikaman. Kelompok pemuda ini lalu membakar rumah yang di duga pelaku beserta warung yang ada di depan rumah tersebut,” ungkap Harry.
Berkat kesigapan anggota di lapangan, sambung Harry, pelaku penikaman akhirnya berhasil di tangkap.
“Puluhan aparat sudah diturunkan untuk meredam pertikaian pasca pelaku ditangkap. Hingga saat ini kondisi sudah kondusif dan kami imbau masyarakat agar tetap tenang. Kapolda Brigjen Pol Merdisyam bersama Bupati Buteng (Samahuddin) sedang menuju ke lokasi kejadian,” tambahnya.
Sampai berita ini ditayangkan, Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sultra, Brigjen Pol Merdisyam dan Bupati Buteng Samahuddin, tengah berada di lokasi kejadian mengumpulkan seluruh tokoh pemuda, masyarakat, tokoh agama untuk melakukan upaya rekonsiliasi dan meredam konflik sosial agar tidak melebar.
Arwin Al-Butuny