JENEPONTO, SEKILASINDO.COM – Desa Bonto Ujung, Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu desa yang mewakili tingkat provinsi dan terpilih sebagai Locus Program untuk Pilot Project Pengembangan Literasi Desa di Sulawesi Selatan Tahun 2019.
Penjabat Kepala Desa Bonto Ujung Suardi A. Kahar bersama Kabid Pemdes Dinas PMD Jeneponto Sahrul Kalepu dan perwakilan PMD Sul Sel, Tenaga Ahli PSD sekaligus Koordinator P3MD Kabupaten Saharuddin Tompo Dan P3MD Provinsi baru-baru ini memenuhi undangan dari Kementrian Desa PDTT, mengikuti Bimbingan Teknis Pengembangan Literasi Desa di Jakarta selama tiga hari mulai tanggal 5 s/d 8 September 2019.
“Alhamdulillah, Desa Bonto Ujung terpilih mewakili Kabupaten Jeneponto, bahkan tingkat Provinsi Sul Sel sebagai Pilot Project Program Literasi Desa,”ucap Suardi A. Kahar kepada media Sekilasindo.com disalah satu warkop, Jumat(13/9/2019).
Kata dia, ke depan Literasi Desa Bonto Ujung insyaallah akan masuk menu nasional Program Inovasi Desa.
Dan melalui Bimbingan Teknis Pengembangan Literasi Desa berdasarkan Juknis diarahkan pada beberapa kegiatan seperti, Kegiatan Advokasi Literasi Desa, Perpustakaan Desa, dan Sekolah Lapang yang menghimpun semua kelompok usia baik anak-anak, remaja maupun dewasa.
Dengan tujuan menumbuhkan minat baca masyarakat. Sebagai tindak lanjut dari Bimtek kemarin adalah dilakukannya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan kucuran dana bantuan dukungan dari Kementerian Desa sekitar 100 juta non-tunai melalui transfer ke rekening desa.
“Saya Pertegas, bahwa dana dari Kementerian Desa secara non-tunai akan mengalir langsung ke rekening desa dan secara utuh transfer ke TPK sebesar 100 juta. Bantu Kami mengawasi pemanfaatan dana ini,” jelasnya.
Lanjut kata dia, bahwa TPK Literasi Desa yang kami tunjuk adalah pustaka Panrita Baca Rakyat (PBR) yang merupakan salah satu lembaga pegiat literasi di Desa Bonto Ujung, yang juga letak sekretariatnya sangat strategis karena berada di sentral Ibu Kota Desa Bonto Ujung.
Namun menurut dia tempatnya perlu dibenahi lagi dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai guna menunjang pencapaian Visi Desa Ramah Anak, Laboratorium Kepemudaan dan Pendidikan Berdaya Saing.
“Tahun 2019, kami sudah kucurkan dana sebesar 10 juta untuk pembenahan sarana prasarana yang layak. Dan untuk pembebasan lahan kita mengupayakan di lokasi yang lebih nyaman dan refresentatif dengan bangunan semi permanen melalui APBDes 2020 karena kita tentu menghendaki program ini dapat memberi efek kemanfaatan secara lebih luas dan berkelanjutan,” tutupnya.*
(Firman)