Daerah

Akibat ‘Ringan Tangan’ ke Warga, Oknum Kades Waikafia Dipolisikan

×

Akibat ‘Ringan Tangan’ ke Warga, Oknum Kades Waikafia Dipolisikan

Sebarkan artikel ini
Foto.Kepala Desa Waikafia, Arisman Umanailo (JG/Sula/SI).

SULA, SEKILASINDO.COM – Tugas Kepala Desa selain mengelola pemerintah desa, juga melindungi masyarakatnya dari segala macam masalah dan ancaman yang akan menimpa.

Tapi, ironis yang terjadi di Desa Waikafia, Kecamatan Mangoli Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul). Justru Oknum Kepala Desa (Kades) Waikafia, Arisman Umanailo, malah memukul warganya, Ratman Ruslan, saat melakukan aksi protes bersama 26 warga lainnya.

Click Here

Aksi protes yang dilakukan dampak dari pekerjaan pembangunan Gedung Pemuda yang sampai saat ini belum selesai dikerjakan.

“Pekerjaan itu dihentikan kurang lebih sudah 3 bulan. Warga kemudian melakukan aksi protes dengan memblokir pintu di mana bangunan itu dikerjakan lagi,” ungkap Ratman.

Menurut Ratman, semestinya pekerjaan itu sudah harus selesai. Karena berdasarkan waktu pelaksanaan hanya 120 hari. Apalagi pembangunan tersebut menggunakan Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2018 dengan nilai Rp. 500,11 juta.

Foto.Ratman Ruslan (JG/Sula/SI)

“Dari situlah kami bersama sejumlah warga langsung melakukan aksi, agar kepala desa bisa melakukan pertemuan dengan seluruh warga dan menyampaikan di depan umum apa penyebab pekerjaan pembangunan gedung pemuda tidak lagi di kerjakan,” jelasnya.

Ratman juga mengaku hanya menutup pintu depan pembangunan itu dan setelah itu para warga membubarkan aksi kembali ke rumah masing-masing.

“Tak lama, Kades Arisman Umanailo datang menemui saya dirumah. Tanpa banyak bicara, Arisman langsung melayangkan tangannya ke arah saya. Waktu dia pukul, dia juga berteriak bahwa dia sudah lama menaruh dendam pada saya,” kata Ratman kepada wartawan, Minggu (14/07/2019).

Sementara Kepala Desa Waikafia, Arisman Umanailo, ketika ditemui oleh awak media di Polres Kepulauan Sula, Minggu (14/7/2019). Dia mengakui bahwa telah memukul warganya bernama Ratman Ruslan. Hanya saja, katanya, dia hanya menampar sebagai ajaran. Karena, harusnya sebelum melakukan aksi protes, warga harus melakukan koordinasi lebih dahulu.

“Kenyataannya mereka tidak ada koordinasi. Tiba-tiba langsung palang pintu bangunan. Kan kalau koordinasi maka saya akan arahkan ke BPD untuk melakukan rapat bersama masyarakat,” akunya Kades.

Menurut Kades, apa yang warga lakukan itu adalah langkah yang sangat tidak tepat, karena masih bisa dibicarakan secara baik-baik tanpa harus melakukan gerakan seperti itu.

“Saya sendiri tidak pernah menyampaikan sudah lama menaruh dendam pada Ratman. Setelah pemeriksaan dari pihak kepolisian, saya mencoba untuk meminta perdamaian. Namun, pihak korban tidak mau dan tetap ditindaklanjut,” tambahnya.

Penulis: Jamil Gaus

 

 

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d