SULA, SEKILASINDO.COM – Forum Mahasiswa Mangoli Raya (Fommaray) Cabang Sulawesi Utara menggelar Dialog dengan tema “Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak” yang diselenggarakan di Caffe Block Grafity, Desa Fagudu, Kecamatan Kota Sanana.
Kegiatan tersebut di buka Oleh Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Kepulauan Sula provinsi Maluku Utara, Kamis (11/72019).
Hadir dalam dialog diantaranya, Ketua DPD II KNPI, Pembebasan Kolektif Kota Sanana, Ketua PMII, Dinas P3AP2KP, Yayasan Lembaga Batuan Hukum Rakyat Kepulauan Sula YLBH-RKS, Yunit PPA Polres Sula dan gabungan Organisasi Wanita GOW.
Sebagai narasumber perwakilan dari Kadis P3AP2KB Ismiyati Gay, Yunit PAA Polres Bripda maryani Hayun, Direktur YLBH-RKS Iksan Buamona, dan Aktivis pemerhati Perempuan dan Anak, Maryam Sapsuha.
Ketua umum Fommaray Nurmaya Kemhai, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari agenda kami khususnya pada bidang pemberdayaan perempuan.
Adanya kegiatan ini, sebelumnya telah didiskusikan bersama Kapolres Sula dan beberapa aktifis di Sula.
“Kami dari Fommaray Sulut berinisiatif mengagendakan kegiatan ini di Kabupaten Kepulauan Sula mengingat kami sangat peduli dengan masalah seperti ini, sering terjadi kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak semakin meningkat di Sula,” tuturnya Nurmaya.
Kemudian mewakili Dewan Penasehat Organisasi Fommaray sekaligus sesepuh Pulau Mengloi, M Natsir Sanagaji, menyampaikan bahwa kegiatan stop kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak ini bukan saja pada agenda serimonial seperti ini.
“Kita harus mengawal terus dari hasil diskusi dari teman teman OKP, Fommaray dan forum P2KB yang selalu giat,” terangnya.
Ia juga berharap organisasi ini berada pada wilayah yang ilmiah karena tahun depan berada di tahun politik yang cukup memanas oleh karenanya selaku sesepuh Pulau Mangoli dalam mengimbau agar Fommaray jangan terpengaruh dengan arus politik yang terjadi di negeri ini.
“Apabila kedepan Pemerintah Daerah membuat hal yang benar segera memberikan dukungan, tetapi jika berada di jalan yang salah segara mengkritisi,” tegasnya M Natsir.
Terpisah, mewakili Ketua Gabungan Organisasi wanita (GOW) melalui sekretaris GOW Domini La Nawala menyampaikan tingkat kekerasan seksual terhadap perempuan di Kabupaten Kepulauan Sula ini menjadi perhatian bersama.
“Persoalan kekerasan seksual ini ibarat ‘gunung es’ bukan lagi menjadi persoalan bangsa kita sendiri melainkan menjadi persoalan dunia,” tukasnya Domini.
Sehingga persoalan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak sangat diharapkan kegiatan ini tidak hanya sampai di sini saja sebatas wacana.
“Tetap dibutuhkan ‘Action’, dan GOW akan selalu ada dan tetap mengawal kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Kepulauan Sula, serta seluruh Narasumber, mahasiswa Fommaray yang melakukan kegiatan ini,” tutupnya Domini.
Penulis: Jamil Gaus