Daerah

Keluarga Pasien Kesal Akibat Kantong Darah Habis, Berikut Penjelasan Direktur RSUD Sanana

×

Keluarga Pasien Kesal Akibat Kantong Darah Habis, Berikut Penjelasan Direktur RSUD Sanana

Sebarkan artikel ini

SULA, SEKILASINDO.COM – Sahrun Abas (30) keluarga pasien RSUD Sanana bernama Din Umagapi (52) warga Desa Kabau, Kecamatan Sula Barat, Kabupaten Sula Barat keluhkan pelayanan rumah sakit akibat persediaan kantong darah habis.

Sahrun mengatakan, waktu itu ada petugas menyampaikan kepadanya bahwa persediaan kantong darah di RSUD Sanana habis dan menyarankan agar membeli di luar apotik rumah sakit.

Click Here

“Bahasanya itu petugas agak sedikit menyinggung. Dan di situlah saya sempat emosi padahal saya cuma sampaikan bahwa keluarga saya butuh transfusi darah,” jelasnya kepada wartawan, Sabtu (22/6/2019).

Sahrun beranggapan bahwa persedian kantong darah di Puskesmas masih ada.

“Masa Puskesmas yang di pelosok saja masih ada persediaan. Kok RSUD yang begitu besar hanya soal kantongan darah saja tidak ada kesiapan,” kesalnya.

Disamping itu, Sahrun mengharapkan kepada Direktur atau pucuk Pimpinan RSUD Sanana agar membina atau memberikan pemahaman kepada petugas-petugas biar bisa lebih dewasa dalam fungsinya sebagai petugas dalam hal melayani pasien.

“Semoga dengan insiden kemarin sampai ke Direktur ada perubahan di internal petugas RSUD Sanana dalam hal ini bekerja profesional,” harapnya.

Terpisah, Direktur RSUD Ifan Sangaji, menjelaskan kantong darah itu masuk pada bahan habis pakai.

“Kantong darah itu, bahan habis pakai nilainya bukan nilai penunjukan langsung,” ungkapnya.

Jadi, menurut Ifan, harus melalui tender karena nilainya di atas dua ratusan, selama proses penginputan. Kemudian dilelang dan butuh waktu.

“Kendalanya di situ. Tapi Saya mempunyai tanggung jawab semua ketersediaan semua barang di sini. Kendala teknis seperti begini terkadang kami sudah berusaha antisipasi, masih tetap ada yang kecolongan,” pungkasnya.

Ifan juga menjelaskan bahwa rumah sakit ini belum berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

“Jadi terkait belanja apa-apa itu tidak bisa, kecuali sudah BLUD kami bisa kelola anggaran sendiri saat emergensi begini. Jadi sisa katong darah ini sisa dari 2018 untuk 2019 belum masuk akhirnya kosong kaya begini,” jelasnya.

Menurutnya, jumlah kantong darah tidak pasti namanya perencanaan dan selalu berasumsi berdasarkan jumlah tiap tahun namun saja tetap ada kendala.

“Orang pendonorkan butuh kantong darah, ini kami sebenarnya mempunyai stok terakhir masih ada 2 sampai 3,cuman yang di gudang apotik habis,” akunya.

Pihaknya juga akan berupaya mengedukasi keluarga pasien dengan habisnya kantong darah di rumah sakit ini.

“Kalau mereka mampu beli di luar menggunakan BPJS uang pribadi. Silahkan. Kami pihak rumah sakit akan menggantinya,” tutupnya.

 

Penulis: Jamil gaus.

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d