BANGKA BELITUNG– Jangan heran, di Bangka Belitung saat ini, para sopir dan kernet truk sangat kaya. Kok bisa…? Faktanya mereka menjadi sopir hanya sebagai cover dari status aslinya sebagai ‘Bos’ Pasir Timah. Namun penyamaran para sopir truk tajir ini rata-rata baru terungkap saat tertangkap Polisi membawa Pasir Timah.
Peristiwa terbaru, tim gabungan dari Direktorat Kriminal Khusus Polda Babel, bersama Polres Belitung Timur dan Polsek, menangkap 5 truk yang membawa Pasir Timah. Aksi cegah kriminal khusus ini, dilakukan korp Kepolisian pada Rabu (29/1/25) malam.
Belajar dari kasus-kasus sebelumnya, moment ini menjadi ajang membuka kedok para sopir dan kernet truk dari status mereka yang sebenarnya sebagai Bos Timah. Hal ini dikuatkan dari beberapa kasus penangkapan Pasir Timah oleh Kepolisian, yang hasil penyidikannya menetapkan sopir truk sebagai tersangka…. “just it, no more.” Kesimpulan akhirnya para sopir yang menyamar jadi ‘Bos Timah’ ini lah yang harus bertanggung jawab.
Karena jika sopir naas ini benar-benar berprofesi sebagai sopir truk dan kernet, maka seharusnya ada pemilik pasir timah yang mereka angkut, yang harus ikut diseret dalam perkara ini. Namun faktanya, sopir lagi… Sopir lagi… Plus kernet apes. Tak mungkin lah korp Kepolisian selemah itu kemampuan deteksinya terhadap kasus penyelundupan. Kasus terorisme saja mampu diungkap, apalagi Cuma sekedar mencari siapa pemilik puluhan ton pasir timah atau balok timah ilegal yang akan diselundupkan ke luar Babel.
Namun kenyataan bahwa para sopir dan kernet yang menjadi tersangka, maka bisa disimpulkan bahwa para sopir truk dan kernet ini adalah bos-bos timah yang selama ini merupakan menyamar. Walau entah apa tujuannya menyamar. Sampai-sampai saking menjiwai penyamarannya, rumah bos-bos timah ini tidak selayaknya rumah bos-bos timah konvensional, yang megah dan tersohor.
Seperti kata pepatah, “sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga.” Para bos timah nyambi sopir truk ini terpaksa jadi sopir naas, yang tertangkap saat membawa Pasir Timah miliknya, saat hendak diselundupkan.
Kita kembali menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Direktorat Kriminal Khusus Polda Babel, yang pada Rabu malam kemarin mengamankan 5 truk berisi pasir timah, yang diduga akan dikirim ke Malaysia. Kita berharap kali ini pelakunya bukan bos timah yang merangkap sopir truk. Kita berharap Polisi mengungungkapkan dengan terang, siapa pengkhianat yang coba menyelundupkan mineral berharga dari Babel ini, ke luar negeri. Para pengkhianat yang menolak membayar hak-hak negara dan melakukan praktek ekspor dengan benar.
Atau mungkin, kita kembali mendapatkan fakta hasil penyelidikan yang begitu mendalam dari kepolisian, bahwa lagi-lagi sopir truk naas yang ternyata asli nya adalah bos pemilik pasir puluhan ton pasir timah, yang nilainya miliyaran Rupiah.
Sebagai penutup dari ocehan ini, semoga tulisan ini tidak menyinggung perasaan para sopir truk.(**).
Editorial: Rudi Syahwani (Pemimpin Redaksi)