TAKALAR- UPT Inpres 113 Laikang dengan penuh kebanggaan mempersembahkan Tari Pamanca, seni tradisional Bugis Makassar, pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di Lapangan H. Makkatang Kr. Sibali. Pertunjukan ini mendapat sambutan hangat dari ribuan penonton yang hadir pada Sabtu, 17 Agustus 2024.
Meski jarak antara sekolah dan lokasi acara di kota Takalar mencapai 22 kilometer, hal ini tidak menyurutkan semangat para siswa dan guru UPT SD Inpres 113 Laikang. Dengan semangat perjuangan yang tinggi, mereka menampilkan Tari Pamanca dengan penuh dedikasi dan keahlian, memukau para hadirin yang menyaksikan.
Penampilan Tari Pamanca dari UPT SD Inpres 113 Laikang disaksikan langsung oleh Pj Bupati Takalar, Kepala Dinas Pendidikan, serta ratusan kepala sekolah, guru, dan siswa-siswi tingkat SD se-Kabupaten Takalar. Kehadiran mereka menjadi bukti kuatnya semangat dan kecintaan terhadap seni budaya lokal.
Kepala UPT Inpres 113 Laikang, Wahyuni, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi para siswa. “Ini adalah bukti bahwa jarak dan kesulitan tidak mengurangi semangat kami untuk terus melestarikan budaya dan memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan,” ujarnya.
Selain Pecahkan Rekor MURI 2024 sebagai hiburan, pertunjukan Tari Pamanca ini juga menjadi ajang penting untuk memperkenalkan dan melestarikan seni tradisional Bugis Makassar kepada generasi muda. Diharapkan, seni ini tetap lestari dan menjadi kebanggaan masyarakat Takalar. Acara perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-79 di Takalar ini tidak hanya menjadi momen bersejarah, tetapi juga sarana untuk mempererat kebersamaan dan memperkuat identitas budaya lokal. UPT SD Inpres 113 Laikang, dengan Tari Pamanca-nya, telah memberikan warna tersendiri dalam perayaan tersebut.Ungkap Wahyuni S.Pd M.Pd
Kebanggaan atas keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Takalar untuk terus berprestasi dan mengangkat budaya lokal di setiap kesempatan yang ada, Tutup Wahyuni S.Pd.M.Pd salah satu kepala sekolah andalan di Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar
(Suherman Tangngaji).
