Pangkalpinang, Sekilas Indonesia | Setelah lama berkutat pada pro dan kontra, rencana penambangan di IUP PT Timah Tbk di Desa Beriga Bangka Tengah mulai menemukan kejelasan. Ratusan warga Beriga direncanakan akan menemui Kapolda, Kajati serta unsur Forkopimda Babel untuk menyampaikan sikap pro dan dukungannya atas rencana penambangan tersebut.
Hal ini seperti yang diungkapkan Temon, selaku salah satu perwakilan ratusan warga Beriga. Mereka yang menyatakan dirinya pro tambang tersebut, selain mendatangi Forkopimda dan PT. Timah Tbk, juga bertujuan untuk membangun situasi kondusif, juga berencana untuk meminta saran dan pertimbangan dari para pemangku kebijakan.
“Dalam upaya menciptakan situasi yang kondusif, saat ini kami sedang menemui masyarakat door to door untuk menyatukan persepsi. Sekaligus bersama sama mendatangi pihak terkait untuk menanyakan terkait rencana pertambangan di Desa kami, kurang lebih sekarang sudah 200 orang yang kami data dan siap untuk datang guna menyampaikan dukungan terhadap perambangan ini,” terang Temon kepada wartawan, Rabu (17/4/24) siang di Pangkalpinang.
Temon juga menyampaikan bahwa, dukungan ini atas pertimbangan legalitas sekaligus memberikan daya dukung terhadap ekonomi warga, khususnya Desa Beliga yang sedang lesi.
“Intinya, kita berpegangan kepada lagalitas, karena persiapan izinnya sudah lengkap. Jadi kenapa belum terealisasi juga, jadi kami berinisiatif untuk memberi masukan dan dukungan kepada pihak terkait dalam mengambil keputusan, selama ini kita baca dan lihat hanya mendengarkan aspirasi dari yang kontra saja. Sementara faktanya kita buktikan bahwa yang pro justru lebih banyak,” kata Temon.
“Kita sepakat bahwa penambangan ilegal harus diberantas. Tapi kalau yang legal juga ikut diberantas, sama artinya kita tidak tunduk pada aturan perundang-undanganan. Sementara rencana PT. Timah dan mitra untuk bekerja di Desa Beriga, jelas sudah memenuhi legalitas, kita anggap ini sudah menjadi alasan yang cukup untuk kemudian kita dukung. Apalagi itu bisa memberikan dampak dan kontribusi positif untuk menggairahkan ekonomi rakyat yang sedang lesu. Bukan kah keberadaan cadangan timah di wilayah Desa Beriga merupakan anugerah tuhan, kita kita cukup lah alasan untuk kemudian kita dukung,” timpal Temon lagi.
Menurut Temon lagi, yang paling penting adalah bijak dalam mengambil Sumber Daya Alam yang ada. Pihaknya selaku warga Desa Beriga berkomitmen akan menjadi yang terdepan jika dalam perjalanannya terjadi banyak penyimpangan yang tidak sesuai.
“Hanya saja harus bijak dalam memanfaatkannya, terlebih harus bertanggungjawab terhadap pasca tambang ke depannya, jangan dibiarkan begitu saja setelah melakukan pertambangan, karena untuk keberlangsungan anak cucu kami. Jika menyimpang, kita berkomitmen untuk datang lagi sebagai pihak yang menuntut pertanggung jawaban lingkungan. Tapi kami optimis, bahwa PT Timah akan memberikan contoh baik, bagaimana seharusnya menambang yang bertanggung jawab,” kata Temon.
“Bila perlu kita buat MOU antara PT. Timah dan masyarakat, agar nanti setelah penambangan PT. Timah bertanggungjawab pasca pertambangan dilakukan, dan kalau bisa diketahui oleh Bapak Kapolda, Bapak Kajati serta Kepala Daerah, sehingga masyarat kami tidak dibohongi,” tandasnya Temon. (red)