Sekilasindonesia.id, || PANGKALPINANG – Rumah Tuan Kuase atau yang lebih dikenal dengan nama Wisma Bougenville di Tanjung Pendam Belitung akan dikembangkan melalui program pengembangan dengan jalan dipugar, tapi tidak meninggalkan nilai-nilai keasliannya sebagai cagar budaya Bangka Belitung.
Hal ini diungkapkan Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) saat bersama tim dari PUPR, Dinas Pariwisata, dan Biro Umum Setda Provinsi Kep. Babel, rapat bersama terkait Wisma Bougenville, di Rumah Dinas Gubernur, Senin (15/8/23).
“Kita akan memastikan, menyiapkan anggaran dan mencari solusi atas proses pemugaran Rumah Tuan Kuase. Konsepnya, kita perbaiki semuanya, tetapi tetap seperti aslinya,” ungkapnya.
Ide pengembangan itu nantinya, dengan konsep perancangan konservasi kompleks Rumah Tuan Kuase Belitung yang mengangkat potensi Kepulauan Bangka Belitung yaitu “Bangka Belitung _megalithic glow stone”._
Rumah Tuan Kuase juga akan di-preservasi untuk menjadi “living monument,”_ yang meliputi perbaikan dan perubahan tampilan wajah serta interior bangunan dilakukan dengan mengembalikan ke saat awal pembangunan Rumah Tuan Kuasa di tahun 1862.
Lingkungan sekitarnya akan direvitalisasi dengan membangun bangunan baru guna mendukung _living monument._ Rumah Tuan Kuase tersebut terdiri dari, bangunan _guest house_ atau wisma tamu dengan konsep hotel butik, bangunan galeri, cafe dan _workshop_ UMKM Tanjung Pandan dan Bangka Belitung untuk menggiatkan pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat kecil, dan panggung pertunjukan di taman sisi samping monumen _living monument._
Untuk itu, Pj Gubernur Suganda memastikan dukungan dan kesiapan dari tim PUPR, Dinas Pariwisata dan juga Biro Umum dalam proses pengembangan Wisma Bougenville ini.
Untuk diketahui, Rumah Tuan Kuase atau Wisma Bougenville adalah rumah yang dibangun untuk Kepala Administrator _(Hoofdadministrateur)_ pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1862. Bangunan ini merupakan prototype rumah adat Belitung dan saat ini telah menjadi properti Pemerintah Provinsi Kep. Babel.
Penulis: Dini