Daerah

Mulkan: “Status Gizi Balita Indikator Penting Pembangunan Suatu Bangsa”

×

Mulkan: “Status Gizi Balita Indikator Penting Pembangunan Suatu Bangsa”

Sebarkan artikel ini

SEKILAS INDONESIA | BANGKA 

Bupati Bangka Mulkan menyebut bahwa status gizi pada balita merupakan salah satu indikator penting pembangunan suatu bangsa. Menurut orang nomor satu di Kabupaten Bangka itu, masalah gizi pada balita saat ini sangat tinggi.

Click Here

Hal tersebut disampaikan Mulkan dalam sambutannya saat membuka Kegiatan Pertemuan Pemantauan Pertumbuhan Balita Tingkat Kabupaten Bangka, secara virtual, di Ruang Walet Emas Hotel Novila, Kamis (02/03/2023).

“Berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) tahun 2022, persentase balita underweight sebesar 17,1%, persentase stunting balita sebesar 21,6%, persentase wasting sebesar 7,7% dan overweight sebesar 3,5%,” terang Mulkan.

Mulkan mengungkapkan, kekurangan dan kelebihan gizi pada balita akan mempengaruhi perkembangan fisik, mental, sosial pada masa kanak-kanak, dewasa sampai lansia.

Menurutnya, dengan melakukan identifikasi gangguan pertumbuhan dan intervensi sejak dini, dapat mencegah terjadinya masalah gizi di kemudian hari.

“Segala upaya perbaikan gizi pada usia dini, merupakan investasi jangka panjang untuk kesehatan dan kesejahteraan individu, keluarga dan masyarakat umum,” ungkap Bupati Bangka.

Lebih lanjut, Mulkan menerangkan bahwa di Kabupaten Bangka sendiri, hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) tahun 2022 menyatakan prevalensi stunting pada balita pada tahun 2021 sebesar 17,5%, lalu turun menjadi 16,2% pada tahun 2022.

Mulkan memaparkan, berdasarkan hasil surveilans gizi melalui Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), prevalensi stunting balita di Kabupaten Bangka turun dari 1,68% menjadi 1,34% pada tahun 2022.

“Oleh karena itu, upaya penurunan stunting perlu dilakukan sedini mungkin, agar terhindar dari dampak jangka panjang yang bisa merugikan dan berpengaruh terhadap kualitas generasi di masa mendatang,” ucap Mulkan.

Mulkan menambahkan, kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia diimplementasikan dengan melakukan penimbangan berat badan anak secara berkesinambungan dan teratur.

“Hasil penimbangan tersebut dibuat titik dalam grafik pertumbuhan pada Kartu Menuju Sehat (KMS) dan dihubungkan untuk membentuk garis pertumbuhan anak,” terang Mulkan

“Garis pertumbuhan tersebut digunakan untuk mendeteksi status pertumbuhan anak, sehingga jika anak mengalami gangguan pertumbuhan dapat ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat,” imbuhnya.

“Untuk mendapatkan data penilaian pertumbuhan balita yang akurat, diperlukan pelatihan dan orientasi pemantauan pertumbuhan bagi petugas gizi dan kader posyandu, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penilaian pertumbuhan,” pungkasnya.(Red)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d