Daerah

Angka Prevalensi Stunting di Basel 2022 Capai 2,28%, Rias dan Serdang Jadi Desa Fokus Stunting

×

Angka Prevalensi Stunting di Basel 2022 Capai 2,28%, Rias dan Serdang Jadi Desa Fokus Stunting

Sebarkan artikel ini

Sekilas Indonesia | BANGKA SELATAN – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan mencatat di bulan Desember 2022 kemarin, angka prevalensi stunting di Bangka Selatan sebesar 2,28 persen.

Hal demikian dikatakan oleh Plt Kepala DKPPKB Basel, dr Agus Pranawa melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Ervina yang ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (21/02/23).

Click Here

Menurut Ervina, angka balita stunting yang paling tinggi dari 50 desa, 3 kelurahan dan 8 kecamatan di Bangka Selatan ada di 2 Desa yakni Desa Rias dan Desa Serdang.

“Angka prevalensi stunting pada bulan Desember tahun 2022 kemarin sebesar 2,28 persen, sedangkan untuk prevalensi stunting tahun 2023 ini belum bisa dihitung karena angka real time pengukuran masih berlangsung,” kata Ervina.

“Untuk Desa Rias sendiri terdapat sebanyak 59 balita stunting, dan Desa Serdang sebanyak 30 balita stunting,” ujar Ervina.

Ervina menjelaskan, stunting sendiri di sebabkan oleh 2 faktor yakni faktor intervensi gizi spesifik (yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan) dan intervensi gizi sensitif (intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting).

“Dimana intervensi gizi spesifik itu memberikan kontribusi sebanyak 30 persen yang selama ini sudah dilakukan oleh bidang kesehatan secara rutin seperti pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK maupun pemberian makanan tambahan kepada balita,” jelasnya.

“Sedangkan untuk intervensi gizi sensitif itu kontribusinya terhadap penurunan stunting sebesar 70 persen yang harus dilakukan dengan melibatkan lintas sektor seperti Pemdes, Pendidikan, kemenag, KB, PUPR dll, dimana pola asuh merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya balita stunting.

Kendati demikian, untuk mencegah stunting di Bangka Selatan. Pihak Dinas Kesehatan sudah melakukan inovasi melalui puskesmas kepada ibu hamil KEK dan ibu balita stunting seperti implementasi Praktek pemberian makan bayi dan anak (PMBA).

“Dimana ibu-ibu tersebut dilatih untuk memasak bagaimana bisa memenuhi gizi seimbang dengan kaya protein hewani, dengan harapan setelah di latih bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memberikan anaknya dengan menu gizi seimbang kaya protein hewani,” kata dia.

Untuk itu, dirinya menghimbau kepada para remaja, ibu hamil dan ibu balita agar selalu mengkonsumsi makanan dengan menu gizi seimbang.

“Kami berharap bagi ibu hamil agar rutin melakukan ANC ke fasilitas kesehatan dan untuk ibu balita agar rutin membawa anaknya ke posyandu untuk dipantau tumbuh kembangnya setiap bulan sehingga kita tahu perkembangan balita ini termasuk kategori stunting atau tidak, serta memperkuat sinergitas dengan tim yang ada di tim TPPS Kabupaten, Kecamatan dan desa” pungkasnya. (Riki)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d