LEBAK, SEKILASINDO.COM – Program Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dinilai aktivis GEMPAR kurang pengawasan dalam pelaksanaannya, lantaran terbukti satu ekor sapi bantuan itu mati. Namun tidak ada yang tahu apa penyebabnya.
Program UPPO itu, di peruntukkan kelompok tani (Poktan) Cengkok Mandiri tepatnya di Desa Bolang Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak. Bahkan Pelaksana Teknis (Pelnis) dan Kepala UPT Pertanian Malingping pun tidak mengetahui penyebab kematian satu ekor sapi bantuan itu.
Hal itu di ungkapkan Tohir, kepala UPT Pertanian Malingping dirinya mengaku tidak tahu adanya satu ekor sapi bantuan dari program UPPO yang mati. ” Tidak tahu saya karena tidak ada laporanya, coba di konfirmasi langsung ke kelompoknya,” ujarnya.
Bahkan Pelaksana teknis UPT Pertanian Kecamatan Malingping Satrawi, pula tidak tahu penyebab matinya sapi bantuan tersebut. “Baru tahu saya kalau ada sapi yang mati, coba tanya Arhadi, kita saja tak pernah dikasih tahu,” terangnya.
Babas Aktivis GEMPAR, Poktan yang mendapatkan bantuan program UPPO di Malingping itu cuma satu. Untuk 10 ekor Sapi, Namun tidak ada satu ekor, “Entah mati, Entah di jual, karena dari hasil investigasi kami dilapangan hanya 9 ekor sapi yang ada. Ketua Kelompok itu selalu tidak ada di rumah,” cetus Babas.
Kata Babas Program ini jelas kurang sosialisasi dan informasi, banyak masyarakat yang tidak tahu, bahkan Rina warga setempat tidak tahu penyebab satu ekor sapi itu, padahal rumahnya tidak jauh dari bangunan UPPO. “Dengar sih kalo sapi disini mati mah, tapi penyebabnya saya ga tau,” ujar Babas menirukan suara Rina.
“Kami minta ke Dinas terkait agar bertanggungjawab atas kematian sapi bantuan itu, sebab ini kurangnya pengawasan dari Pemerintah. Tiap paket UPPO itu dari APBN Rp. 200.000.000. (UI/Hd).