Sekilasindonesia.id ||JENEPONTO – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan rekonsiliasi data kasus stunting dan keluarga beresiko stunting Tahun 2022, di Kabupaten Jeneponto.
Pertemuan Rekonsiliasi Data Keluarga Berisiko Stunting itu, di Gelar di ruangan Kerja Kepala Dinas PP dan KB Jeneponto, Selasa (6/9/2022). Siang.
Dari hasil verifikasi dan validasi data Keluarga Beresiko Stunting yang baru selesai dilaksanakan di Desa/Kelurahan.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, Doktor Hj, Rita Mariyani M. Pd. Mengatakan kegiatan hari ini merupakan rekonsiliasi data keluarga berisiko stunting, Sehingga apa yang kita paparkan tadi itu ada tiga resiko yaitu pertama Ibu Hamil yang akan melahirkan, Kedua Balita dan Sasaran.
“Dan ternyata untuk Kabupaten Jeneponto 1300 Sasaran Keluarga berisiko Stunting, kemudian indikatornya dari terlalu muda/tua melahirkan, terlalu dekat melahirkan atau banyak anak, kemudian Jambang (WC) mempunyai Air bersih dan Rumah tidak layak,” Jelas Hj, Rita Mariyani Kepada Awak Media Sekilas Indonesia.id setelah kegiatan.
Ia pun menyampaikan, Kabupaten Jeneponto saat ini masih berada di angka persentasi keluarga resiko stunting tinggi, Sehingga upaya yang telah dilakukan ini dapat dijalankan dengan maksimal.
“Salah satunya ini apa yang telah dilakukan, termasuk datanya itu harus akurat, makanya tadi lewat diskusi rekonsiliasi ini data yang berisiko disitu kita akan fokus. Contohnya tidak mempunyai Jambang (WC),” kata dia.
Sehingga, disini kita berharap semua lintas sektor bersama sama untuk menangani stunting.
“Makanya disini masuklah seluruh instansi. Namun saat ini baru tahapan belum masuk Kasus, karna kedepanya masuk kegiatan audit kasus stunting disini pasti sudah ada kelihatan desa/Kelurahan yang berkasus berisiko stunting itu seperti apa,” ungkapnya.
Hj, Rita Mariyani juga mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh PP dan KB Jeneponto yang terus melakukan pendataan. Ia pun berharap agar lintas sektor berkolaborasi dalam melaksanakan langka langka yang konkrit.
“Jadi kalau sudah dilakukan Desiminasi disitu sudah kelihatan, apalagi datanya Jeneponto sudah ada, tinggal tahapan tahapan berikutnya yang akan dilakukan,” pungkasnya.
Dalam pertemuan tersebut, terlihat para hadirin memperhatikan paparan dari satgas tentang data resiko stunting.
Turut hadir, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, dr. Hj, Rita Mariyani M. Pd beserta rombongan, Kepala Dinkes Hj, Susanti Mansyur, Kadis PP dan KB Jeneponto dr. H. Iswan Sanabi serta sekertaris, Asisten I Pemkab Jeneponto, Satgas, Perwakilan OPD, Perwakilan Kecamatan dan serta yang hadiri.
Penulis: Firmansyah