Sekilasindonesia.id ||PANGKALPINANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan saat ini inflasi menjadi momok yang menakutkan bagi sejumlah negara, tak terkecuali di Indonesia. Ia menegaskan untuk berhati-hati menyikapi hal ini.
Disampaikannya, bahwa inflasi Indonesia pada akhir Juli 2022 menembus level 4,94% secara _year on year_ (yoy). Pada beberapa daerah di tanah air, inflasi melejit hingga di atas 8%, yakni Jambi 8,55%, Sumatera Barat 8,01%, Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) 7,7%, Riau 7,04%, dan Aceh 6,97%.
“Tolong hati-hati, dilihat secara detil penyebabnya apa. Kita harus bekerja makro, mikro dan detail angka-angka harus tahu,” ungkap Presiden dalam Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2022, Kamis (18/8/2022).
Menyikapi hal itu, Penjabat (Pj) Gubernur Kep. Babel Ridwan Djamaluddin yang hadir secara virtual dalam rapat itu mengungkapkan akan segera melaksanakan rapat lanjutan untuk memetakan permasalahan yang menyebabkan kenaikan inflasi di Kep. Babel.
Ia menduga kenaikan inflasi yang terjadi di Kep. Babel disebabkan oleh kenaikan tiket pesawat, kenaikan harga komoditi pangan, serta faktor eksternal dan internal.
“Segera kita akan petakan masalahnya, tidak hanya kondisi riil pada tataran mikro, namun juga makro,” ungkap Pj. Gubernur.
Disamping itu, seperti arahan Presiden, ia meminta kepada jajaranya agar tidak hanya melakukan rutinitas dan bekerja standar karena kondisi dunia sedang tidak normal.
“Sesuai arahan Presiden, sudah jelas kita tidak boleh bekerja secara rutinitas, senantiasa gunakan data secara akurat, dan kita harus bekerja sama dengan berbagai pihak,” ungkapnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa Presiden menyebut anggaran tidak terduga bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah inflasi di daerah. Penggunaan anggaran ini misalnya untuk menutup biaya transportasi yang mahal ketika harus mendatangkan barang-barang kebutuhan masyarakat dari daerah yang masih berharga murah.
“Nanti kita akan koordinasikan dengan Kemendagri untuk meminta arahan terkait anggaran tidak terduga agar bisa digunakan untuk menyelesaikan inflasi di daerah,” tuturnya.
Penulis: Budi