JENEPONTO, SEKILASINDO.COM – Sejumlah 38 orang terdiri dari guru dan peserta didik di SMK Negeri 1 Jeneponto yang terjebak di sekolah akibat banjir berhasil dievakuasi sekitar pukul 21.00 wita, Selasa (22/1/2019).
Mereka terjebak di sekolah hingga sempat harus naik ke loteng karena panik saat ketinggian air cenderung meningkat saat masih sore. Namun ketinggian air masih menenggelamkan lantai satu sekolah sehingga mereka bertahan di lantai dua sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Irman Yasin Limpo terus berkoordinasi dengan jajaran-jajarannya di Jeneponto seperti Kepala Cabang Dinas Jeneponto-Takalar dan kepala sekolah-kepala sekolah di Jeneponto.
Sejumlah 5 guru dan 15 siswa SMA Negeri 1 Jeneponto juga terjebak di sekolah mereka dan bertahan di lantai dua. Hingga pukul 22.30 wita mereka belum berhasil dievakuasi karena tim penolong teradang arus deras.
Di SMKN 6 Jeneponto juga ada guru beserta anaknya terjebak hingga usai Magrib. Guru bernama Sirajuddin beserta anaknya diketahui masih di sekolah hingga malam. Namun berkat komunikasi yang baik warga sekitar membantu mengevakuasi dan saat ini menumpang di rumah temannya sesama guru, Fahri.
None, sapaan akrab Irman Yasin Limpo, langsung berangkat ke Jeneponto sekitar pukul 22.40 wita bersama beberapa staf Disdik Sulsel.
Pagi hingga sore, None mengunjungi sejumlah sekolah yang terdampak banjir di Makassar dan Gowa. Di Makassar, None langsung menginspeksi SMAN 9, SMAN 19, dan SMAN 13. Sementara sekolah yang dikunjungi di Gowa yakni SMAN 14 Gowa.
Terhadap SMAN 19 yang total seluruh ruangan terendam banjir, None meliburkan kegiatan sekolah hingga situasi terkendali. Ia juga memerintahkan pihak sekolah agar mengevakuasi aset sekolah seperti komputer, ijazah hingga buku-buku di perpustakaan.
Disdik Sulsel beserta jajaran terus memantau situasi di daerah-daerah dengan menyiagakan masing-masing daerah. Tiap daerah, terutama Jeneponto dan Gowa ada posko bencana yang dipusatkan di sekolah. Di Gowa di SMAN 14 dan di Jeneponto di SMKN 8 Jeneponto.(*/Fir)