Sekilasindonesia.id, || PANGKAL PINANG – Aliansi Masyarakat Cinta Bangka Belitung (AMCB) mendesak pemerintah dan otoritas pelabuhan segera menindaklanjuti insiden tenggelamnya kapal kargo KM Lintas Armada Nusantara di perairan Sungai Baturusa, Alur masuk pelabuhan Pangkalbalam Pangkalpinang. Kapal tersebut diketahui karam sejak 7 Juli 2024, namun hingga kini belum dievakuasi.
Dalam konferensi pers yang digelar 14 April 2025, AMCB menyampaikan kekecewaan atas lambannya respons Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pangkalbalam.
“Kapal tenggelam itu sudah delapan bulan dibiarkan tanpa penanganan. Ini jelas kelalaian,” kata perwakilan AMCB dalam pernyataan resminya.
KM Lintas Armada Nusantara dilaporkan tenggelam setelah bertabrakan dengan KM Sentosa 18. Hingga saat ini, penyebab pasti kecelakaan belum diungkap. Kapal tersebut disebut membawa pupuk kimia dan muatan lain yang berisiko mencemari lingkungan sekitar.
AMCB menilai KSOP Pangkalbalam bertanggung jawab atas izin labuh kapal, serta mempertanyakan peran agen pelayaran dan PT Pelindo dalam pengawasan kegiatan di kawasan pelabuhan. Mereka mendesak pertanggungjawaban hukum atas kelalaian tersebut.
Merujuk pada Pasal 321 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, pemilik kapal wajib menyingkirkan kerangka kapal dalam waktu 180 hari jika membahayakan pelayaran. Hingga April 2025, tenggat itu telah terlewati tanpa tindakan nyata.
“Sudah lewat batas waktu, tapi belum ada langkah konkret dari otoritas,” ujar juru bicara AMCB.
AMCB juga meminta evaluasi terhadap petugas KSOP terkait penerbitan izin dan pengawasan di wilayah pelabuhan. Mereka mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan asosiasi pelayaran, untuk tidak bungkam atas persoalan ini.
“Ini soal keselamatan pelayaran dan kelestarian lingkungan laut Bangka Belitung,” tegasnya.(redaksi)
