SEKILAS INDONESIA | LEBAK
H. Asep Awaludin Anggota DPRD Provinsi Banten Fraksi Partai NasDem menggelar Diskusi Publik dengan Tema “Petani Banten Sejahtera Menuju Sembada Pangan”, bertempat di Aula Sekretariat Jalur AAW, tepatnya di Kampung Karangseke Desa Muara Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak, Banten. Rabu, (04/12/2024).
Diskusi yang dipandu oleh Usep Setiana sebagai Moderator tersebut dihadiri oleh Kabid Penyuluh Dinas Pertanian Provinsi Banten, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Penyuluh Pertanian, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Mantri Tani Desa, Kelompok Tani, Aktivis, dan awak media..
“Hari ini kita berkumpul bersama dalam forum diskusi sebagai upaya untuk menyamakan persepsi dalam upaya kesejahteraan petani, dan kegiatan ini diinisiasi dan juga dibiayai oleh pribadi legislator kita yaitu Kang Asep AW,” kata Usep Setiana, saat memulai acara diskusi.
Sebagai pemateri pertama, H. Asep Awaludin yang juga kerap disapa Kang Asep AW, menjelaskan, pentingnya sebuah konsep dan implementasi untuk kesejahteraan petani, ia menilai saat ini petani masih jauh dari kata sejahtera dan ini menjadi tanggungjawab bersama.
“Banyak permasalahan yang saya temukan, diantaranya adalah pupuk dan infrastruktur. Dua hal ini yang merupakan faktor utama yang menjadi fokus saya kedepan dalam mendorong peningkatan produktifitas pertanian khususnya di Kabupaten Lebak. Saya juga tau bahwasannya ada 40% pupuk subsidi yang tidak terserap di Provinsi Banten, inj harus menjadi perhatian kita semua, sementara diluar sana masih banyak para petani yang kekurangan pupuk,,” kata Kang Asep AW.
Selain itu, biaya garap yang tinggi menjadikan petani jauh dari kata sejahtera, dan saat ini khususnya sedang ditimpa musibah dkmana banjir melanda. Tentu saja ini akan berdampak pada pertanian di wilayah Banten khususnya Lebak Selatan.
“Saat kemarau petani kesulitan mendapatkan air, saat hujan sawah mereka kebanjiran. Jika terus menerus seperti ini, sampai kapan petani bisa sejahtera, sementara nawacita swasembada pangan ini kuncinya ada pada petani. Saya juga berkomitmen untuk berantas segala bentuk pungli dan kita tertibkan terkait bantuan-bantuan yang digelontorkan kepada para petani agar tepat sasaran,” ungkapnya.
Ia juga mengajak kepada seluruh peserta agar sama-sama berkoordinasi agar kesulitan petani bisa diselesaikan.
“Kita akui saja bahwa saat ini masih banyak kekurangan kita, namun ini bukan berarti untuk saling menyalahkan. Maka, melalui diskusi inilah agar semua permasalahan kita bahas untuk menjadi solusi kedepan agar kita semua bisa bekerja lebih baik lagi, silahkan semua keluhan-keluhan disampaikan disini,” imbuhnya.
Sementara itu, Rahmat, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, menerangkan, jika lebak ingin maju maka pertanian harus ditekankan. Ia mengaku bahwa kesejahteraan petani saat ini belum maksimal. Ia juga menegaskan, tidak ada kelangkaan pupuk, yang ada petani enggan menebus pupuk dan adanya keterlambatan pupuk, serta masih adanya bantuan subsidi dari kementan
“Per januari hingga november ada yang menebus pupuk subsidi ada 66.000 orang, dan yang belum menebus pupuk ada 69.847 orang. Sementara petani Lebak yang terdaftar dalam ERDKK berjumlah 135.847 orang. Terkait permodalan juga menjadi keluhan para petani, namun saat ini ada upaya bantuan modal yaitu berupa pinjaman lunak dari Bank, hari ini akan disampaikan pada paripurna DPRD Kabupaten Lebak dan kita berharap ada skema memudahkan petani dalam permodalan,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Ery Yuniar, Kabid Penyuluh Dinas Pertanian Provinsi Banten. Ada beberapa langkah yang menjadi Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian Provinsi Banten, diantaranya meningkatkan produksi pertanian, perkebunan dan peternakan, peningkatan infrastruktur penunjang dan optimalisasi pengelolaan pasca panen.
“Perlu diketahui Kami telah meluncurkan SIPATAS (Sistem Pertanian Tepat Sasaran), Saya juga berharap agar Pak Dewan (Kang Asep AW) membantu kita untuk mendorong anggaran pertanian, selain itu perlu juga adanya Pergub tentang Pembangunan Infrastruktur Pertanian, agar semua keluhan petani terkait infrastruktur bisa terakomodir,” kata Ery.
Terakhir, diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Salahsatunya, Jasan, Petani asal Desa Cisarap. Ia berharap agar petani tidak disulitkan dalam menebus pupuk subsidi.
“Tolong pemerintah bantu kami agar dipermudah dalam mendapatkan pupuk subsidi,” kata Jasan.
Deden, aktivis asal Lebak Selatan turut menyampaikan aspirasi yang ia dapatkan. Bahkan, ia juga menuturkan bahwa masih ada lokasi kios pupuk yang tidak terjangkau oleh masyarakat.
“Ini juga permasalahan, dan Saya juga meminta agar berikan fungsi lebih kepada penyuluh untuk mengaudit baik itu penyaluran pupuk maupun bantuan alat mesin pertanian. Pada kesempatan ini juga saya mengapresiasi kepada Pak Dewan (Kang Asep AW) yang sudah menyelenggarakan kegiatan ini, sangat luar biasa dan ini perlu dilaksanakan secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Salahsatu Mantri Tani Desa (MTD), Nurdiansyah, mengungkapkan bahwa MTD bukan hanya penyuluh tapi garda terdepan dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan kehutanan.
“MTD diberikan tugas untuk mengurus ERDKK akan tetapi tidak ada akses untuk membuka ERDKK tersebut, sehingga kami tidak bisa memantaunya,” keluhnya.
(Asril).