Sekilasindonesia.id, || CILEGON – Koordinator Wilayah Brigade Pelajar Islam Indonesia (PII) Banten menggelar acara nonton bareng (nobar) gratis film Bila Esok Ibu Tiada pada Kamis (21/11/2024) malam.
Kegiatan ini melibatkan pelajar dari berbagai sekolah di Cilegon serta anak-anak yatim sebagai bentuk perayaan dalam memperingati Hari Ibu yang akan datang.
Acara yang berlangsung di Studio 2 Bioskop XXI Transmart Cilegon ini dihadiri oleh lebih dari 100 anak yatim piatu baik dari usia 5-16 tahun.
Tidak hanya sekadar menonton, beberapa dari mereka juga termasuk ke dalam bagian organizing committee (oc) atau panitia kegiatan yang turut mensukseskan acara ini.
Anisa, siswi dari SMKN 1 Cilegon, selaku Koordinator Bidang Eksternal Organizing Committee, mengatakan, ada 47 pelajar baik dari tingkat SMP maupun SMA yang tergabung dalam OC. Ia menjelaskan, para pelajar tersebut adalah anggota muda Brigade Pelajar Islam Indonesia (PII) Banten.
Kami melibatkan 47 pelajar dari tingkat SMP dan SMA dalam Organizing Committee (OC) acara ini. Mereka adalah anggota muda Brigade Pelajar Islam Indonesia (PII) Banten yang sudah dilatih untuk berkontribusi dalam kegiatan seperti ini.
“Beberapa dari mereka juga kemarin ada yang baru saja usai mengikuti Pelatihan Pelajar Siaga Bencana di Bekasi,” ujar Anisa, selaku Koordinator Bidang Eksternal OC.
Masing-masing pelajar tersebut berasal dari berbagai sekolah yang ada di Kota Cilegon, termasuk MTS Al-Khairiyah Rawa Arum, SMPN 3 Cilegon, SMP Madinatul Hadid Cilegon, SMKN 1 Cilegon, SMKN 4 Cilegon, SMKN 3 Cilegon, SMK BCA Cilegon, SMA Muhamadiyah Cilegon, SMAN Cilegon, MA Al-Khairiyah Tegal Buntu Cilegon, dan SMK YP 17 Cilegon.
Kami ingin acara ini menjadi momen yang berkesan, terutama bagi anak-anak yatim yang jarang mendapat pengalaman seperti ini.
“Dari pihak kami juga terdapat beberapa pelajar yang kategori nya adalah yatim atau piatu, dan mereka sangat semangat sekali mengadakan kegiatan sosial ini,” imbuh Nisa.
Aquilla, yang akrab disapa Quil, selaku Koordinator Bidang Acara Organizing Committee, turut menjelaskan secara rinci jalannya acara.
Ia menyebut bahwa kegiatan ini diawali dengan pembukaan yang disertai sambutan dari Pjs. Komandan Brigade PII Banten, Hery Yuanda yang sekaligus membuka acara secara resmi.
“Acara dimulai dengan pembukaan pada pukul 16.40 WIB. Sambutan disampaikan oleh Pjs. Komandan Brigade PII Banten, Kak Hery yang menekankan pentingnya menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas di kalangan pelajar, khususnya kepada saudara-saudara kita yang yatim piatu.
“Beliau juga mengapresiasi kerja keras para anggota muda Brigade PII Banten yang telah berkontribusi besar dalam menyukseskan acara ini dengan tergabung dalam kepanitiaan,” ucap Quil, salah satu pelajar dari SMAN 1 Cilegon.
Ia menambahkan, setelah sambutan, para peserta diarahkan untuk menikmati film Bila Esok Ibu Tiada, yang dipilih khusus karena pesan moralnya yang menyentuh tentang cinta keluarga dan pentingnya menghormati sosok ibu.
“Film ini kami pilih karena sesuai dengan tema Hari Ibu yang akan datang. Setelah film selesai, kami juga menyediakan sesi refleksi singkat yang dipimpin oleh salah satu mentor dari Brigade PII Banten yaitu Kak Hery sendiri untuk membahas pesan-pesan dari film tersebut,” jelasnya.
Quil juga mengungkapkan bahwa panitia mempersiapkan bingkisan kepada anak-anak yatim berupa konsumsi.
Selain nonton bareng, kami juga membagikan bingkisan, salah satunya ada Labaik dan Es Teh dari beberapa donatur. Walaupun hanya itu yang bisa kami sediakan, setidaknya kami sudah berusaha dan Alhamdulillah anak-anak bisa senang nonton tanpa harus dipungut biaya satupun.
“Transportasi juga kami tanggung setidaknya kami berharap ini menjadi kenang-kenangan kecil yang bermanfaat bagi mereka walaupun sederhana,” pungkasnya.
Pjs. Komandan Brigade PII Banten, Hery Yuanda, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang mendalam atas terselenggaranya acara ini.
Ia menekankan pentingnya semangat kebersamaan dan kepedulian sosial di kalangan pelajar, terutama dalam momen spesial menjelang peringatan Hari Ibu.
Acara ini bukan hanya tentang menonton film, tetapi juga tentang bagaimana kita menanamkan rasa empati dan kebersamaan di tengah masyarakat.
“Keterlibatan anak-anak yatim dan pelajar dari berbagai sekolah juga menunjukkan bahwa pelajar Islam Indonesia tidak hanya berfokus pada pengembangan diri, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap sesama,” kata Hery.
Hery juga memberikan apresiasi khusus kepada anggota muda Brigade PII Banten yang tergabung dalam Organizing Committee.
Menurutnya, pengalaman mereka dalam mengelola acara ini merupakan bentuk pembelajaran nyata tentang tanggung jawab dan kerja tim.
Saya bangga melihat anggota muda kita yang begitu antusias dan berdedikasi. Kalian tidak hanya belajar tentang organisasi, tetapi juga tentang bagaimana memberikan manfaat kepada orang lain.
“Ini adalah langkah kecil yang menunjukkan bahwa kalian siap menjadi generasi penerus yang peduli dan berkontribusi untuk masyarakat,” tambahnya.
Ia berharap kegiatan ini menjadi inspirasi untuk terus melibatkan pelajar dalam aksi-aksi sosial yang membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar.
“Semoga ini bukan yang terakhir. Saya berharap Brigade PII Banten dapat terus menjadi pelopor kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi pelajar dan masyarakat luas,” tutur Hery.
Acara ini juga didukung oleh beberapa pihak, termasuk Produser House (PH) Film Bila Esok Ibu Tiada dan Official Bila Esok Ibu Tiada, serta Leo Pictures yang memberikan dukungan untuk terselenggaranya kegiatan ini, sehingga para peserta bisa menonton film tanpa harus membeli tiket.
Antusiasme para peserta juga tampak jelas sepanjang acara. Salah satu peserta sekaligus Panitia, Nadia, siswi SMAN 1 Cilegon mengatakan bahwa film ini memberikan kesan mendalam.
“Filmnya sangat menyentuh. Saya jadi lebih ingat perjuangan ibu saya selama ini,” tandasnya.
Lebih lanjut, kata Nadia, pihaknya mengajak para pelajar di Kota Cilegon supaya bisa melakukan kegiatan positif kembali yang bisa berdampak untuk generasi masa depan.
“Saya siap untuk terlibat menjadi Agent of Change agar pelajar Kota Cilegon menjadi generasi emas di masa mendatsng,” tutupnya.
Bagindo Yakub.