Pendidikan

Kolaborasi Dosen FMIPA dan FT UNM Laksanakan PkM di Kebun Kolektif Uma Khalifa dengan Inovasi Olahan Cabai Rawit Berbasis Greenhouse-Circular Economy

×

Kolaborasi Dosen FMIPA dan FT UNM Laksanakan PkM di Kebun Kolektif Uma Khalifa dengan Inovasi Olahan Cabai Rawit Berbasis Greenhouse-Circular Economy

Sebarkan artikel ini

SEKINDO, GOWA – Tim dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam berkolaborasi dengan dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (FMIPA dan FT UNM) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kebun Kolektif Uma Khalifa, Perumahan Multi Samata Asri, Jalan Warga, Romang Lompoa, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada tanggal 17 September 2024.

Pengabdian kepada Masyarakat ini mendapatkan pendanaan penuh dari hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) dan mengangkat judul kegiatan ”Inovasi Hasil Olahan Cabai Rawit melalui penerapan Greenhouse-Circular Economy untuk Meningkatkan Produksi Uma Khalifah di Kabupaten Gowa”.

Click Here
Tim dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam berkolaborasi dengan dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (FMIPA dan FT UNM)

Tim pelaksana dalam pengabdian ini adalah Dinil Qaiyimah, S.Pd., M.Sc., Jeddah Yanti, S.Si., M.Sc., dan Dr. Dewi Puspitas Sari, S.P., M.Si., dengan diikuti oleh tim pembatu teknis dan lapangan, tim dari kebun kolektif Uma Khalifa dan beberapa mahasiswa dari UNM.

Melalui kegiatan ini tim pengabdi memberikan sosialisasi dan pelatihan terkait penerapan sistem circular economy yang bisa diterapkan di kebun kolektif Uma Khalifa untuk mengatasi permasalahan kesuburan tanah di kebun kolektif ini. Jenis tanah di Kebun Uma Khalifa adalah ultisol atau ultimatesoil dengan luas lahan 2,5 hektar dan yang baru dimanfaatkan hanya sekitar 800 m. Di lahan ini memiliki satu greenhouse dan satu nurse room sebagai tempat pembibitan tanaman. Lahan yang luas ini sangat berpotensi untuk pemanfaatan kegiatan budidaya cabai rawit dengan penanganan dan teknik budidaya yang tepat.

Secara umum tanaman cabai dapat ditanam di daerah tegalan dengan kisaran ketinggian mulai dari 0-1000 mdpl di daerah bersuhu 26- 28˚C, dan curah hujan 1000 -3000 mm/tahun, serta kondisi tanah harus subur dengan pH 6,0-7,0 bertekstur remah/gembur, peresapan air dan sirkulasi udara lancar. Namun bagi pelaku usaha budidaya tanaman cabai rawit seperti Uma Khalifa, untuk budidaya tanaman cabai saat ini menemukan tantangan baru di tengah kondisi perubahan iklim. Oleh karena itu diperlukan pemanfaatan greenhouse dan pengaplikasian sistem circular economy di dalam greenhouse dan di kebun terbuka sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil panen cabai rawit.

Selain itu untuk peningkatan harga jual hasil produksi cabai rawit dari kebun kolektif dan memperpanjang masa simpan produk, maka diberikan sosialisasi dan pelatihan terkait pengolahan cabai rawit menjadi produk olahan seperti sambal roa dan chilli oil. Hasil olahan ini kemudian dipasarkan melalui media sosial Instagram Uma Khalifa.

Melalui kegiatan ini diharapkan penerapan system economy circular pada kegiatan pertanian di kebun Kolektif Uma Khalifa dapat dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu dengan adanya penerapan system economy circular ini mampu meningkatkan produksi kebun Uma Khalifa khususnya cabai rawit sehingga produksi sambal roa dan chilli oil juga dapat dilakukan secara berkala dan memiliki target pasar yang tetap dan luas.

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d