SEKINDO, MARIORIAJA- Program pembuatan biogas menjadi salah satu langkah strategis dalam mewujudkan kemandirian energi dan pangan bagi masyarakat pedesaan. Program ini dilaksanakan melalui pengabdian masyarakat yang berjudul “Integrasi Peternakan dan Pertanian dalam Mewujudkan Masyarakat Mandiri Pangan dan Energi untuk Mendukung Ekonomi Hijau,” yang diketuai oleh Prof. Rosmini Maru dari Universitas Negeri Makassar (UNM). Program tersebut merupakan hasil kolaborasi antara UNM dan Universitas Lamappapoleonro, yang berhasil mendapatkan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) pada Program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) 2024.
Program ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah peternakan sebagai sumber energi alternatif melalui teknologi biogas. Limbah organik dari ternak, seperti kotoran sapi dan kambing, akan diolah menjadi biogas yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan untuk keperluan sehari-hari, seperti memasak dan penerangan. Selain itu, residu hasil pengolahan biogas dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik untuk meningkatkan hasil pertanian, sehingga tercipta siklus berkelanjutan antara peternakan dan pertanian.
Prof. Rosmini Maru menjelaskan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan energi mandiri masyarakat, tetapi juga pada upaya pelestarian lingkungan dan pengurangan ketergantungan terhadap energi fosil. “Dengan menggunakan biogas, masyarakat tidak perlu lagi mengandalkan bahan bakar fosil yang berdampak buruk bagi lingkungan. Ini adalah langkah konkret menuju ekonomi hijau,” jelas Prof. Rosmini Maru.
Kepala Desa Marioriaja, Bapak Hasminullah, memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan program ini. Menurutnya, program pembuatan biogas sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan energi sehari-hari, sekaligus memberikan dampak positif pada lingkungan. “Kami sangat bersyukur dengan adanya program ini. Limbah ternak yang dulunya hanya menjadi masalah sekarang bisa dimanfaatkan menjadi energi. Masyarakat juga bisa menghemat biaya, karena tidak perlu lagi membeli gas elpiji. Ini program yang sangat bermanfaat bagi kami,” ungkap Kepala Desa Marioriaja, Bapak Hasminullah.
Selain manfaat ekonomi, program ini juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya secara bijaksana. Dengan adanya teknologi biogas, diharapkan masyarakat Desa Marioriaja dapat lebih mandiri dalam hal pangan dan energi, sekaligus mendukung upaya global dalam mengurangi emisi karbon.
Program ini menjadi model pemberdayaan desa yang berkelanjutan, di mana sektor peternakan dan pertanian tidak hanya berfungsi sebagai sumber ekonomi utama, tetapi juga menjadi kunci dalam menciptakan masyarakat yang mandiri dan ramah lingkungan. Pendanaan dari DRTPM menjadi fondasi kuat untuk memastikan program ini berjalan dengan baik dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.