Sekilas Indonesia, Pangkalpinang – Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Unmuh Babel), kembali menamatkan pendidikan 143 mahasiswanya pada tahun ajaran 2022/2023. Ratusan mahasiswa dari 4 program studi ini pun secara sah menyandang gelar sarjana sesuai program studi yang dijalani.
Seremonial pengesahan gelar sarjana dilakukan melalui Sidang Senat Terbuka Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung dalam rangka Wisuda Sarjana Angkatan XI Tahun Akademik 2022/2023, di Auditorium Sofyan Tsauri, Unmuh Babel, Sabtu (24/6/2023).
Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Babel Suganda Pandapotan Pasaribu, yang turut hadir dalam wisuda tersebut memberikan ucapan selamat atas pencapaian ratusan mahasiswa yang telah mengakhiri sebuah perjuangan dalam menimba ilmu di tingkat perguruan tinggi. Ia juga menyambut kehadiran para lulusan ini untuk membaktikan diri kepada bangsa.
“Anda sudah resmi menyandang gelar yang didapatkan tidak mudah, dengan bercucuran keringat, air mata, biaya, waktu. Jadi, jangan sia-siakan ilmu yang sudah didapatkan di Universitas Muhammadiyah. Anda sebagai sarjana ada peran yang sudah menanti untuk membangun negeri,” kata Pj Gubernur Suganda.
Wisuda menjadi titik akhir dalam jenjang pendidikan, sekaligus titik awal menghadapi dunia baru, yakni dunia kerja dan kehidupan sosial. Ia berpesan agar nilai-nilai yang telah ditanamkan di Unmuh Babel dapat terus terjaga, sehingga akan berdampak positif terhadap pembangunan sumber daya manusia di Negeri Serumpun Sebalai.
“Pesan saya, kalian nanti yang akan membangun provinsi ini, yang akan membangun negara ini. Nilai-nilai integritas tidak boleh luntur hanya karena kepentingan sesaat saja. Nilai integritas ini tentunya harus kita tanamkan sebagai masyarakat Bangka Belitung, Serumpun Sebalai, Sepintu Sedulang. Nilai-nilai itu harus ada di tengah-tengah kita,” katanya.
Serumpun Sebalai katanya memiliki makna dan nilai musyawarah, sedangkan Sepintu Sedulang adalah nilai kebersamaan. Hal ini, dimaksudkan Pj Gubernur Suganda kepada para lulusan Unmuh Babel yang disebutnya sebagai cendikiawan, untuk bersama-sama membangun Bangka Belitung, khususnya berkenaan dengan pendidikan, dan kesehatan (stunting).
“Pendidikan di Bangka Belitung saat ini berada di titik rendah, dan kondisi yang miris. Adik-adik harus mengambil peran, bersama-sama kita membuat masyarakat kita cerdas. Saya juga ingin mengajak untuk mengentaskan stunting yang masih tinggi,” katanya.
“Ini problem besar, sangat disayangkan jika anak-anak menjadi generasi yang tidak dapat bersaing dengan generasi lainnya. Mudah-mudahan ke depan kita bisa berpartisipasi membangun daerah yang kita cintai ini menjadi daerah yang luar biasa dan modern. Kita bekerja bersama membangun peradaban,” katanya menambahkan.
(Rangga)