Sekilas Indonesia, Pangkalpinang – Kaget, itulah pengakuan seorang perempuan berinisial WA, yang merupakan warga sipil Kelurahan Air Itam, Pangkalpinang.
Pasalnya, pada Kamis (22/06/2023) pagi, WA mengalami hal yang kurang mengenakkan dari seorang oknum Polwan berinisial WN, yang notabene merupakan anggota Direktorat Intelkam (Dit Intelkam) Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Menurut WA, kejadian bermula saat WN yang merupakan tetangganya, menebang pohon sawo yang berada di dekat kediaman keduanya.
Saat pohon tersebut ditebang, WA menanyakan kepada WN melalui telepon, terkait aktivitas penebangan pohon sawo yang dilakukan WN tanpa seijinnya, karena menurut WA, sang pemilik lahan sendiri, sudah menitipkan pohon sawo tersebut kepadanya.
“Awalnya gara-gara penebangan pohon sawo. Saya sudah coba tanya dan bicarakan ke mbak WN perihal penebangan pohon sawo itu, dengan cara yang baik-baik. Tapi ternyata pertanyaan saya dijawab ketus dan malah saya dibentak,” terang WA kepada redaksi melalui pesan WhatsAppnya, pada Kamis (22/06/2023) siang.
“Selamat pagi mbak, ijin mbak, Kenapa pohonnya ditebang mbak? apakah sudah minta izin kepada pemilik pohon? Kok tidak kasih tahu atau info ke saya?,” tanya WA kepada WN.
“Emangnya kamu siapa, kok saya harus kasih tau ke kamu? saya sudah bilang sama pemiliknya. Kenapa? kamu gak suka ya?,” ucap WA menirukan jawaban WN yang ketus dan dengan nada tinggi.
Sebagai warga sipil, WA menyayangkan perilaku WN, yang terkesan arogan. Menurut WA, sebagai seorang anggota Polri, yang merupakan pengayom masyarakat, seharusnya WN bersikap lebih humanis.
“Kami cuma warga sipil biasa. Sebagai anggota Polri, harusnya mbak WN tidak bersikap arogan seperti itu. Karena Polri, setahu saya merupakan pengayom masyarakat. Apalagi saat ini Polri sedang ada di momen perayaan HUT Bhayangkara ke 77. Seharusnya bisa bersikap lebih baik,” ujarnya.
Sementara, WN saat dikonfirmasi wartawan perihal hal ini, enggan berkomentar.
Diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam sebuah kesempatan, pernah meminta kepada anggota Polri dan jajaran untuk terus bersikap humanis, terutama saat melakukan pekerjaan.
“Perilaku-perilaku arogan, saat ini tolong dihilangkan. Kedepankan pendekatan-pendekatan rekan-rekan yang humanis, tampilkan etika-etika kesopanan, tutur kata yang lembut, namun tegas jika dibutuhkan,” ujar Kapolri.
Selain itu, Kapolri juga menegaskan kepada anggotanya, untuk meminimalisir penggunaan kekuatan eksesif dan lebih mengedepankan tindakan preventif dalam menangani masalah.
“Penggunaan kekuatan secara eksesif, harus betul-betul menjadi pilihan terakhir. Tapi, kita prioritaskan bagaimana rekan-rekan melakukan pendekatan-pendekatan secara preemtif, preventif dan pendekatan dialog,” imbaunya.
Kapolri juga meminta jajarannya untuk membiasakan melakukan hal-hal baik, yang dibangun dari hal sederhana.
“Sehari-hari, bagaimana kemudian rekan-rekan memunculkan hal-hal yang bisa mendapatkan simpati. Perbuatan-perbuatan kecil, perbuatan-perbuatan baik, jadikan suatu kebiasaan,” tukasnya. (RNC)