DaerahHot News

Orang Tua Korban Fitnah Inginkan Pimpinan Kampus Berikan Sanksi Tegas Mahasiswi UIN yang Membuat Laporan Palsu

×

Orang Tua Korban Fitnah Inginkan Pimpinan Kampus Berikan Sanksi Tegas Mahasiswi UIN yang Membuat Laporan Palsu

Sebarkan artikel ini

Sekilasindonesia.id, || SERANG – Permintaan maaf seorang mahasiswi UIN Banten yang telah mengarang laporan mengalami tindakan kekerasan tidak serta merta menyelesaikan masalah. Ada pihak yang mengalami kekerasan fisik dan non-fisik akibat laporan bohong mahasiswi jurusan HTN itu.

Seperti pernah diberitakan, ada pria yang disebut-sebut pernah memiliki hubungan dekat dengan mahasiswi pembuat laporan palsu, telah menjadi bulan-bulanan mulai intimidasi dan kekerasan fisik dari oknum mahasiswa yang simpatik dengan pelapor.

Click Here

Kejadian itu terjadi beberapa hari sesudah mahasiswa UIN Banten mengaku diculik dan mendapatkan kekerasan fisik dari orang yang tidak dikenal. Tapi anehnya, entah kenapa sekelompok mahasiswa teman-teman pelapor menarik paksa Haikal yang juga menjadi mahasiswa UIN dari kontrakannya kemudian dihakimi di luar kontrakan.

Haikal adalah korban langsung akibat laporan palsu mahasiswi yang membuat cerita bohong. Selain itu, lembaga pendidikan UIN Banten juga ikut tercoreng karena laporan itu. Sebab pembuat laporan bohong dalam pemberitaan media massa maupun di hadapan penyidik Polisi, ia menyebut-nyebut peristiwa yang menimpanya ada kaitannya dengan PUM UIN Banten.

Orang tua Haikal mengharap pimpinan UIN Banten memberikan keadilan kepada anaknya yang menjadi korban laporan bohong mahasiswa UIN. “Kepala anak saya ditendang teman-teman pembuat laporan palsu. Anak saya sempat diintrogasi polisi di Pandeglang, sampai tidak ikut UTS. Anak saya juga terganggu belajar dan tidak ikut ujian Tengah semester sebab sering diteror dan ditelpon orang-orang yang tidak jelas.” Keluh orang tua Haikal.

Oleh karena itu, dengan adanya pengakuan pelapor bahwa dirinya membuat cerita bohong, maka orang tua Haikal meminta pimpinan kampus bertindak tegas kepada pelapor berita bohong. Termasuk kepada pacarnya yang mengarahkan membuat cerita bohon penculikan dan kekerasan. Perbuatan keduanya yang sama sama mahasiswa HTN UIN Banten sangat tidak terpuji dan keduanya dapat dijatuhi sanksi melanggar kode etik kampus.

Orang tua Haikal juga meminta kepada pimpinan kampus agar memberikan keadilan kepada putranya. “UTS beberapa mata kuliah yang tidak sempat diikuti Haikal, saya mohon dosennya memberikan waktu pengganti UTS supaya Haikal dapt nilai ujian akhir semester.” Demikian permohonan orang tua Haikal.

Ketika orang tua Haikal ditanya, apa tidak mau menempuh jalur hukum? Dirinya mengatakan: “tidak menutup kemungkinan kami tempuh itu jika kasus laporan palsu mahasiswi itu dibiarkan begitu saja,” tegasnya.

Bagindo Yakub.

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d