Adi Abdillah Marta
Ketua 1 Pengurus Besar Mathla’ul Anwar
Serang, April 2023
Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000, Banten menjadi Provinsi terlepas dari Jawa Barat. Maka dalam usianya yang 22 Tahun tersebut, Banten bak seorang ABG (anak baru gede) yang genit, centil bahkan nakal butuh sentuham religius yang kental seperti “Iman Takwa” yang tertulis nyata dalam logo Pemerintah Provinsi Banten.
Sebagai Provinsi yang terbilang muda / baru di Republik, sejatinya harus banyak belajar dari keberhasilan provinsi lain tak terlepas dengan gaya kepemimpinan Gubernurnya. Provinsi “muda” yang “genit” ini harus pula diberikan contoh tauladan baik dari seluruh stakeholder didalamnya tak hanya Gubernur sebagai pemimpinnya. Dalam sistem tata negara yang mengisyaratkan fungsi-fungsi lembaga (Eksekutif, legislatif bahkan yudikatif) adalah satu kesatuan yang yak terpisahkan dalam membangun Banten dalam sinergi dan kolaborasi. Maka kemudian Soliditas adalah kunci meraih produktifitas, kerja-kerja kolektif yang harmonis serta tidak gaduh adalah mutlak.
Jelang 12 Mei 2023 yang katanya adalah masa akhir SK Penjabat Gubernur Banten, sejatinya merupakan ajang melakukan evaluasi atas capaian kinerja “PJ” yang nyata ditunjuk resmi oleh Presiden RI melalui Kementerian Dalam Negeri. Terkait evaluasi, idealnya penilaian objektif atas capaian prestasi dan perihal kegagalan (misalnya) yang kesemuanya berbasis “data” bukan asumsi.
Namun, apa lacur. Banten “menghangat” hingga konon ada sesepuh yang katanya tokoh pendiri Banten “turun gunung”.
Segawat itukah Banten kini?
Jika memang iya, apakah tidak sebaiknya para tokoh (sebutlah demikian) mengambil posisi “ngemong” dengan nasihat dan tauladan sikap serta narasi yang baik. Karena “punten”, kami sebagai generasi penerus Banten sangat membutuhkan tauladan baik itu.
Peran eksekutif dan legislatif di Provinsi Banten yang sudah menghasilkan “produk” 3 nama kandidat penjabat Gubernur Banten sebagai usulan, tentu melewati proses dan tahapan (tidak ujug-ujug). Lalu jika dirasa kurang memenuhi rasa “puas” mari bersama mengawal dengan seksama tanpa narasi tuduhan bahkan tendensi mengemuka di ruang publik.
Menyikapi perkembangan di Banten ini, Adi Abdillah Marta selaku Ketua 1 Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (Ormas Islam tertua kedua setelah Muhammadiyah yang lahir di Banten) mengajak semua komponen untuk tetap SOLID, saling merangkul dan bahu membahu untuk kemajuan Banten. Utamanya meninggikan ADAB dalam bersikap dan menyikapi setiap masalah di Banten. Sejarah yang telah tertoreh biarlah menjadi “investasi sosial” yang tabu untuk disampaikan berulang-ulang serta biarkan itu menjadi catatan amal kebaikan dengan penuh keikhlasan tanpa terus diingat apalagi berulang kali dikatakan yang sejatinya akan menurunkan bahkan menghilangkan “value” atas sejarah itu sendiri.
Akhirul kalam, idealnya IKHLAS “do it and forget it” lalu berbuat lebih banyak lagi tanpa bicara banyak. Semoga Banten yang Daarussalaam terus kita ikhtiarkan bersama dalam bingkai Iman Takwa.