SEKILASINDONESIA.ID, WAJO – Bupati Wajo, Amran Mahmud, memaparkan strategi pengembangam sutera di daerahnya pada gelaran pameran kerajinan The Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2023. Tidak mengherankan, sebab Kabupaten Wajo memang terkenal sebagai sentra penghasil kain tenun sutera.
Amran bersama Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak, pada kesempatan ini mendampingi Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman, memaparkan mengenai pengembalian kejayaan sutera Sulsel.
Pemaparan itu dalam bentuk talkshow sebagai rangkaian INACRAFT 2023 yang berlangsung di Jakarta Convenction Center (JCC), Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Diketahui, pameran terbesar di Asia Tenggara ini memercayakan Sulsel sebagai ikon yang akan mempromosikan produk kerajinan, seni budaya, pariwisata, dan investasinya.
Andi Sudirman menjelaskan, untuk pengembalian kejayaan sutera, tahap pertama yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel adalah melengkapi dan menyiapkan tanaman murbei sebagai makanan ulat sutera. Adapun telur ulatnya masih didapatkan dari luar negeri.
“Setelah strategi ini selesai, pabrik sudah jalan, semangat sudah muncul, baru kita pikirkan bagaimana indukan. Kalau kita pikir langsung indukan, maka semangat masyarakat tidak heboh. Kita bikin dulu kehebohan bahwa kita ini bisa,” ujar Andi Sudirman.
Sementara, Bupati Wajo, Amran Mahmud, menjelaskan keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo mendukung dan mengembalikan kejayaan sutera di Sulsel.
Amran mengungkapkan, pada 2023 ini pihaknya akan menyiapkan lahan untuk tambahan satu juta pohon murbei. Selain itu, juga akan fokus pada peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM).
“Kita juga melakukan pembinaan khusus bagi kelompok tani yang akan turut melakukan budi daya dan pengembangan. Guna mendukung ketersediaan bahan atau kokon mesin untuk pemintal canggih yang ada di UPT Logam Alsintan dan Tekstil Dinas Perindustrian Sulsel di Wajo,” beber Amran.
Amran menguraikan, baik jumlah lahan, kelompok budi daya, maupun tanaman murbei, mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk tahun 2022, setidaknya sudah ada 14 rumah ulat dari 10 kelompok yang sudah menghasilkan kokon basah. Kita sudah pernah lakukan panen perdana kokon pada akhir tahun 2022 lalu,” ungkapnya.
Ketua DPD PAN Wajo berkeyakinan jika saatnya tiba sutera dari Sulsel, khususnya Wajo, akan menjadi primadona di pasar nasional, bahkan internasional. Hal itu, kata dia, akan terwujud dengan sinergi semua pemangku kepentingan.
“Tentu untuk pengembalian kejayaan sutera ini, harus kolaborasi dengan semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur, Pemerintah Provinsi, telah membantu kita melalui bantuan keuangan,” ucapnya. (Humas Wajo/*)