Nasional

Pakar Keselamatan Transportasi Sarankan Soal Sumur Serapan di Lokasi Kecelakaan Mahasiswa UI

×

Pakar Keselamatan Transportasi Sarankan Soal Sumur Serapan di Lokasi Kecelakaan Mahasiswa UI

Sebarkan artikel ini

SEKILASINDONESIA.ID, Jakarta – Sumur resapan yang ada di sepanjang Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, lokasi kecelakaan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), M Hasya Attalah Syaputra dengan purnawirawan polisi, Eko Setio BW, menjadi sorotan publik. Sejumlah pihak menyalahkan sumur resapan yang dianggap jadi penyebab kecelakaan tersebut. Dikutip
Dikutip pada laman detikNews, Pakar keselamatan transportasi, Tri Cahyono, yang dilibatkan dalam rekonstruksi ulang kasus kecelakaan mahasiswa UI di lokasi, Kamis (2/2) kemarin, memberikan saran soal sumur resapan ini.

“Jadi kalau dia terlalu jauh ke kanan itu ada pengaruhnya. Jadi kalau dibalik, mobil yang ke arah utara, motor ke selatan, seyogyanya bisa menghindar hal tersebut,” kata Tri saat ditanya soal apakah sumur resapan mengganggu pengendara atau tidak.

Click Here

“Situasi seperti ini, apapun kalau bisa jangan buat di badan jalan. Jangan terlalu dekat dengan badan jalan,” tambah Tri Cahyono.

Saran Soal Kecepatan Kendaraan
Tri Cahyono, juga menyoroti masalah pengereman mobil Pajero yang dikemudikan oleh purnawirawan polisi, Eko Setio BW, saat terlibat kecelakaan dengan mahasiswa UI, M Hasya Attalah Syaputra. Cahyono menyebutkan Eko melakukan pengereman pendek ketika kecelakaan terjadi.

“Secara teknis pengereman itu ada dua jenis, yang pertama proses reaksi sampai ngerem. Kedua, proses panjang rem. Dari contoh di TKP itu pengereman pendek, tidak mungkin bisa dilakukan secara penuh,” kata Cahyono.

Kondisi di lokasi yang saat kejadian sedang hujan membuat Eko tidak dapat menghindari kecelakaan tersebut.

“Ditambah lagi itu hujan segala macamnya, orang normal pun akan menjadi 3 (detik) pengereman,” ucapnya.

Belajar dari kasus kecelakaan ini, Cahyono menyarankan agar pengendara melaju di kecepatan di bawah 30 kilometer/jam saat berkendara di jalan arteri.

“Saran saya juga, ini musibah yang bisa terjadi untuk kita semua. Menghadapi jalan di sini kalau bisa di bawah 30 km/jam lah. Sehingga bisa memungkinkan kedua belah pihak melakukan pengereman lebih baik,” katanya. (*)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d