SEKILASINDONESIA.ID, Jeneponto – Untuk menunjang segala pelayanan harus dibarengi dengan fasilitas infrastruktur bangunan yang mempuni. Seperti Halnya Unit UPT Pusat Layanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bululoe yang berada di Jalan Al bahra Dusun Kampung Beru Desa Bululoe, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulsel.
Puskesmas berada di wilayah perbatasan Kabupaten Gowa itu, perlu adanya perhatian Khusus oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan.
Salah satu keluarga pasien yang berasal dari Biringbulu itu, juga menyangkan bangunan infrastruktur di Puskesmas itu terlihat tak pernah mendapatkan bantuan baik untuk rehab maupun untuk bangunan baru.
“Iye, kalau proses pelayanannya (Puskesmas Bululoe) sangat baik, bahkan setiap waktu tertentu pasien disini baik periksa atau sekedar berobat biasa berdesakan,” ujarnya dia yang enggan disebut namanya saat menyenbut keluarganya.
Ia pun mengharap, agar Puskesmas Bululoe ini dapat diperhatikan untuk menunjang pelayanan diberbagai sektor, mengingat infrastruktur bangunan salah satu penunjangnya.
“Kita liat ya, bangunan disini terlalu berdekatan, sehingga ini dapat di perhatian apalagi ini positif di masyarakat,” Jelasnya.
Hal tersebut pun ditanggapi oleh Kepala Puskesmas Bululoe, Akhmad H, Zakkir, mengatakan, bahwa apa yang menjadi keluhannya masyarakat atau masukannya pernah sampaikan oleh, pihak Dinas Kesehatan, bahkan kita juga pernah sampaikan oleh Anggota DPRD Jeneponto melalui Hearing tentang fasilitas bangunan yang ada berada di ruangan.
“Namanya fasilitas bangunan kesehatan yang memadai, siapa yang tidak inginkan. Namun kita melihat lagi situasi dan kondisi, Apalagi Puskesmas disini itu mempunyai enam desa wilayah Jeneponto bahkan dua Desa dari Kecamatan Lain di luar Kabupaten yang berobat disini,” ujarnya Kepada Awak Media Sekilas Indonesia. Id diruang kerjanya, Selasa (31/1/2023).
Bahkan, disini pelayanan kesehatan pada waktu waktu tertentu biasanya membludak, sehingga biasanya kita lakukan Fleksibel terhadap pasien.
“Persedian tempat tidur hanya empat dengan ruangan Rawat Inap hanya satu, itu biasanya penuh, sehingga kita biasa gunakan ruangan yang ada dulu, seperti diruang poli, bahkan setiap ruangan disini ini agak kecil,” ungkapnya.
Kapus Bululoe itu pun mengaku selama menjabat fasilitas bangunannya yang ada tidak pernah tersentuh baik rehat, apalagi untuk bangunan baru. Namun untuk memperbaiki bangunan yang sudah mau amruk, dia akui menggunakan dana puskesmas partisipasi bersama agar membuat nampak kelihatan baik.
“Yang saya tau ya, Dinas Kesehatan Itu tidak Ada di DPA untuk rehat, Namun untuk bangunan baru itu ada, sehingga kita tau bersama, alangkah juga fasilitas bangunan disini untuk ditingkatkan bangunannya, apalagi disini bangunan mulai termakan usia,” Kata Ahmad Zakir yang sudah kurang lebih tujuh tahun menjabat.
Hal itu untuk mendapatkan bantuan bangunan baru, pihaknya juga sudah sampaikan. Bahkan saya mengajak pemangku kebijakan Dinas Kesehatan, Anggota dan Ketua Komisi DPRD ini untuk turun langsung ke Puskesmas melihat.
“Kita itu sudah berapa kali ditinjau oleh Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan, bahkan kita hearing sampaikan ke Anggota DPRD, kita punya kendala. Namun pihak Dinas Kesehatan sampaikan untuk persediaan luas lahan,” ucapnya.
Sehingga, kalau mengacu pada persediaan lahan yang luas, kemungkinan Puskesmas Bululoe tak pernah mendapatkan bangunan baru soalnya persediaan lahan yang tidak ada.
“Kalau pun persediaan lahan yang menjadi acuan, Kan kita bisa buatkan desain dengan tingkat bangunannya sampai dua lantai, itu kan lebih baik supaya kita juga mendapatkan fasilitas bangunan yang baru,” harap Kapus Bululoe itu.
(Firmansyah)