Daerah

Klarifikasi PT UWL, Terkait Dugaan Limbah Penyebab Matinya Ikan Nila

×

Klarifikasi PT UWL, Terkait Dugaan Limbah Penyebab Matinya Ikan Nila

Sebarkan artikel ini

Sekilasindonesia.id, || PASANGKAYU – Terkait adanya dugaan limpah perusahaan kelapa sawit yang mencemari tambak milik warga di wilayah Desa Kasano, Kecamatan Baras, Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).

Pihak perusahaan PT Unggul Widya Lestari (PT UWL) mengklarifikasi dugaan limbah yang membuat matinya ikan nila milik petambak di Desa Kasano.

Click Here

Berita sebelumnya, pemilik tambak ikan nila, Lafris mengatakan, sudah puluhan tahun mengelola tambak ini, dan baru kali pertama banyak ikan yang mati, saya duga penyebabnya dari limbah pabrik perusahaan kelapa sawit.

“Biasanya ikan yang mati di tambak hanya dapat dihitung jari, tapi kali ini memang sangat banyak dan penyebabnya kita duga limbah sawit yang mencemari air sungai Majene,” ucapnya, Rabu 05 Oktober 2022.

Humas PT UWL, Novrianto mengatakan, setelah melihat pemberitaan di media online, bahwa adanya ikan nila mati ditambak/kolam milik warga, kami langsung melakukan pengecekan dilapangan, dan semua infrastruktur pembuangan limbah PT UWL tidak bocor.

“Matinya ikan warga disekitar Desa Kasano itu bukan penyebab limbah perusahaan, disini kami perjelas tentang pengelolaan (limbah-red) PT UWL sudah sangat baik, tertata dan sesuai dengan aturan yang ada,” ucapnya, Jumat (7/10/2022).

Menurutnya, petugas lapangan kami sudah memantau semua kebun, diapun katakan limbah tidak ada yang meluap, dan untuk volume (limbah-red) di PT UWL sudah terjaga dengan baik.

Jadi, kita melakukan klarifikasi, agar tidak berkembang issu tentang limbah, karena memang kami di PT UWL tidak terjadi adanya pencemaran atau kebocoran pipa (limbah-rd).

“Selama bertahun-tahun kami sudah memiliki izin dari pemerintah, namanya (izin-red) land aplikasi,” katanya.

Penangannya melalui beberpa tahap, pertama pengolahan limbah masuk ke kolam-kolam dilakukan treatment khusus, agar bau dan kandungan-kandungan di dalam (limbah-red) bisa mengendap.

Beberapa kolam tersebut, melalui proses tertentu, akhirnya sampailah ke kolam indikator, dimana (kolam indikator-red) itu biasanya kami masukkan ikan.

Itulah menjadi indikator utama, jika ikannya mati, tentu pengolahan kolam limbah kita kurang bagus.

“Limbah itu juga telah dilakukan land aplikasi, pengaplikasian ke lapangan untuk dijadikan pupuk, melalui sistem vivanisasi, dan di lapangan terdapat sumur pantau sebagai indikator ketika adanya kebocoran, maka sangat tidak mungkin terjadi pencemaran ke badan sungai,” tegasnya. (Roy Mustari)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d