OPINI – Umroh di masa pandemi menjadi pengalaman baru bagi saya. Selain kali pertama menginjakkan kakinya di tanah suci Makkah dan Madinah, pengalaman baru yang menjadi istimewa ini karena ini terlaksana di bulan suci ramadhan.
Ini kali pertama pihak kerjaan Saudi Arabia membebaskan jemaah umroh dari seluruh dunia berziarah tanpa ada regulasi protokol kesehatan ketat seperti sebelumnya.
Olehnya tepat di moment malam tujuh belas ramadhan sekitar lima juta jemaah umroh memadati mesjidil haram kota suci mekkah.
“Umroh ini merupakan yang pertama kali bagi saya, berangkat bersama Travel Zam zam Haromain wisata Makassar,perasaan senang dan haru saat pertama kali pesawat yang membawa kami dari Jakarta mendarat ke Madinah al munawwaroh”
Di madinah,kita bisa merasakan dekat dan bertetangga bersama Nabi Muhammad Shollahu alaihi wasallam,sholat dan iftar (berbuka puasa) di mesjid Nabawi,ziarah ke makam nabi hingga ke perkuburan baqi yang tak jauh dari mesjid Nabawi.
Kalau bukan karena iman,bagaimana bisa jutaan manusia menumpahkan rasa rindunya dengan menempuh perjalanan jauh meninggalkan rumah dan negaranya.
Sebagaimana sabda nabi “jika datang bulan Romadhon,lakukanlah umroh karena Umroh di bulan romadhon pahalanya seperti berhaji bersamaku kata nabi (mutaffakunalaikh).
Setelah lima hari menjadi tamu Rasulullah dikota madinah,tibalah saya bersama rombongan Travel Zamzam Haromain wisata bermiqot di bir ali jarak tempuh 15 menit meninggalkan kota madinah.
Berihrom dan melantunkan talbiyah “labbaik allahummalakbaik” aku memenuhi panggilanmu yaa Allah,perjalanan sembilan jam menuju kota makkah dengan pemandangan gurun pasir dan bukti berbatu sebagai saksi napak tilas perjuangan nabi Muhammad menegakkan agama Allah di muka bumi.
Haru dan bahagia,perasaan dahsyat berkecamuk dikalbu,menetes airmata ini pertama kali melihat ka’bah yang agung.
Jutaan manusia tawaf sekali waktu,seolah kota ini tidak pernah tidur,makkah al mukarromah,mekkah yang suci dan dimuliakan,tanah harom ummu quro’.
Suhu panas mencapai 52° celcius dan kondisi berpuasa tidak menyurutkan keimanan hamba hamba tamu Allah untuk berserah diri didepan Ka’bah.
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) “MATSABAH” bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”. [QS al-Baqarah: 125]
MATSABAH (مَثَابَة): “Tempat yang dirindukan ruh, terus dirindukan sekalipun berulang dikunjungi setiap tahun.
Begitulah kenapa kita begitu rindu baitullah padahal belum tentu pernah bertemu.
Penulis : Yasir A