BANGKA-Perjuangan Dek Wulan, seorang pejuang nafkah cilik, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan keluarganya tentu saja belum berakhir. Demi melanjutkan pendidikannya, Dek Wulan masih harus mengumpulkan barang bekas agar bisa membeli kebutuhan sekolah dan kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Beberapa waktu yang lalu saat tim mengunjungi rumah Wulan, ia bercerita bahwa gawai (handphone) dan sepeda yang biasanya Wulan gunakan untuk memulung bahkan harus dijual untuk membayar biaya kontrakan mereka. Kondisi kesehatan Ayah Wulan membuat ia tidak bisa mengumpulkan barang bekas seperti biasanya, sehingga biaya hidup mereka tidak dapat terpenuhi dan harus menjual beberapa barang milik Wulan.
“Ayah kemarin sempat sakit Kak, jadinya nggak bisa mulung. Akhirnya Wulan jual handphone dan sepeda biar bisa bayar kontrakan dan makan buat Ayah dan Adek”, ucap Wulan kepada tim ACT Bangka.
Selain kesulitan membayar kontrakan dan memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Wulan juga khawatir karena sebentar lagi akan memasuki semester baru, sedangkan pakaian dan perlengkapan sekolah yang ia miliki juga sudah tidak sesuai dengan ukurannya saat ini.
Untuk membantu perekonomian keluarga Dek Wulan, pada akhir bulan maret kemarin ACT Bangka menyerahkan bantuan berupa Modal Usaha untuk Ayah Dek Wulan. Bantuan modal usaha tersebut akan digunakan untuk memulai usaha sebagai agen pengepul besi dan barang rongsokan.
Harapannya usaha tersebut nantinya akan menjadi sumber perekonomian Dek Wulan dan keluarga.
Selain memberikan bantuan modal usaha, tim juga memberikan bantuan beasiswa pendidikan serta perlengkapan sekolah untuk Dek Wulan. Bantuan tersebut merupakan bentuk dukungan untuk Dek Wulan melanjutkan pendidikannya.
“Alhamdulillah telah disalurkan bantuan modal usaha untuk Dek Wulan yang nantinya akan dikelola oleh ayahnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Sahabat Dermawan yang sudah mendukung program ini. Kami berharap dengan adanya usaha ini dapat membantu perekonomian Dek Wulan dan keluarga, sehingga Dek Wulan bisa fokus untuk melanjutkan pendidikannya.” Tutup Taufiq, Staff Program ACT Bangka. (Budi)
