BANTAENG – Dua perusahaan energi skala nasional, PT Binatek Reka Energy dan PT WPD Energy bakal memulai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Bantaeng. Kedua pimpinan perusahaan ini menemui Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin untuk membahas perizinan untuk proyek ini.
Perusahaan ini merancang tiga jenis pembangkit listrik di Bantaeng. Pembangkit pertama adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Ada dua jenis pembangkit ini, pertama adalah Pertama adalah PLTB Offshore Wind yang dibangun di tepi laut Bantaeng. Ada pula pembangunan PLTB Outshore Wind yang akan dibangun di daratan.
Kedua perusahaan ini telah melakukan survei untuk potensi kecepatan angin. Lokasi yang dipilih untuk PLTB kemungkinan besar adalah Kecamatan Bissappu. Khusus untuk di daratan, akan ada lima turbin angin yang dibangun di Desa Bonto Manai, Kecamatan Bissappu.
Rencana pembangkit listrik yang kedua adalah pembangkit listrik tenaga matahari atau yang dikenal dengan sebutan solar cell. Pembangkit ini rencananya akan dibangun di Kawasan Industri Bantaeng.
Ada dua rancangan yang disiapkan. Pertama model roof top. Model ini didesain untuk digunakan oleh perusahaan yang belum membangun konstruksi di KIBA dengan desain Solar Cell model Roof Top. Ada pula pembangunan di area industri dengan sistem ground yang menggunakan lahan seluas 17 hektare.
Presiden Director PT WPD Indonesia energy, Mr Hans-Christoph Brumberg mengatakan, kedua sistem pembangkit ini akan disupport oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang didesain dengan model Pump Storage. PLTA ini akan menggunakan sumber daya dari salah satu air terjun di Bantaeng.
“Kami hadir disini sekalian untuk melakukan survei potensi-potensi ini. Termasuk ingin melihat potensi air terjun di Bantaeng ini,” jelas dia.
Dia mengatakan, PLTA model pump storage tidak akan merusak lingkungan di sekitar air terjun. Bahkan, sumber daya alam ini akan digunakan dan ditata sedemikian rupa. “Daerah-daerah wisata di sekitar air terjun ini tidak akan diganggu,” jelas dia.
Presiden Director PT Binatek Reka Energi, Erwin Jahja mengatakan, pihaknya akan memberi support terhadap potensi alam yang ada di Bantaeng ini. Ke tiga jenis pembangkit listrik ini akan menjadi instrumen pelengkap Kawasan Industri Bantaeng (KIBA). “Pembangkit ini akan saling supporting,” jelas dia.
Dia berharap, pemerintah ikut membantu untuk mempermudah perizinan untuk proyek ini. Dia mengajak pemerintah Kabupaten Bantaeng untuk ikut bersama-sama membangun komunikasi dengan pemerintah pusat terkait dengan proyek ini.
Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin menyambut baik rencana kedua perusahaan itu. Dia menyebut, jika terlaksana dengan baik, rencana ini adalah yang pertama di Indonesia.
Bupati bergelar doktor pemerintahan ini meminta agar kedua perusahaan ini menyusun daftar list kebutuhan perizinan untuk proyek-proyek ini. Dia mengaku, akan ikut membangun komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Sulsel dan pemerintah pusat untuk perizinan itu.
“Silahkan buatkan daftar list, hal-hal apa saja yang perlu kami paparkan ke pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Nanti kita sama-sama membangun komunikasi untuk kelancaran investasi ini,” jelas dia.
Sebelumnya, Kabupaten Bantaeng diproyeksikan bakal memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Uniknya, kincir dari pembangkit dibangun di kawasan perairan laut Bantaeng. Adapun estimasi anggaran yang dibutuhkan mencapai USD200 juta atau setara Rp2,8 triliun.
Direktur PT Bantaeng Sinergi Cemerlang (Basic), Tony Pahlevi, menyampaikan pihaknya selaku Perseroda Bantaeng telah menekan kerja sama dengan PT WPD Energy dan PT Binatek perihal suplai energi listrik untuk Kawasan Industri Bantaeng alias KIBA. Kerja sama itu ditandatangani pada pameran Apkasi Otonomi Expo (AOE) 2021 di Jakarta, belum lama ini.
Penulis: Agus