Sekilasindonesia.id, PANGKALPINANG – WALHI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta negara hadir melindungi warga negara yang berjuang melestarikan lingkungan hidup.
Direktur Eksekutif Daerah WALHI Babel, Jessix Amundian, kepada sekilasindonesia id /7/1/2022, melalui keterangan tertulisnya mengatakan negara harus memastikan perlindungan bagi pegiat lingkungan hidup dari intimidasi bahkan.ancaman fisik.
“Kami meminta negara melindungi setiap warga negara yang melakukan upaya pelestarian dan penyelamatan lingkungan hidup dari intimidasi yang berpotensi mengancam keselamatan jiwa dan ruang hidupnya,” kata Jessix.
Pada prinsipnya, lanjut Jessix, setiap warga negara berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Dan setiap upaya melestarikan, menyelamatkan lingkungan seperti ekosistem terumbu karang, mangrove, rawa-gambut, daerah aliran sungai, hutan dan bukit yang ada di Kepulauan Bangka Belitung merupakan bagian dari upaya mitigasi dan adaptasi bencana, menjaga ruang hidup, serta bagian dari upaya menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
Jesaix meminta negara harus memperkuat penegakan hukum sebagai amanah konstitusi terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, upaya konservasi dan mitigasi kebencanaan.
Apalagi, lanjutnya, jika ditemukan dan diduga, kawasan tersebut tidak diperuntukkan untuk kegiatan ilegal dan bertentangan dengan peruntukkannya dengan rencana tata ruang wilayah.
Kemudian Jessix menilai fenomena sosial seperti ini jangan sampai terulang kembali dan harus mendapatkan perhatian serius dari pemangku kebijakan.
“Harus ada solusi ekonomi alternatif yang adil dan berkelanjutan dengan tidak merusak bagian dari bentang alam yang merupakan benteng ekologi untuk keselamatan kita dan keberagaman hayati,” ujarnya.
Ia mencontohkan seperti pertanian, ekowisata dan perikanan tangkap yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan hak kelola diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat kampung setempat seperti melalui koperasi masyarakat.
“Kami berharap, masyarakat di kepulauan Bangka Belitung harus menjaga dan melestarikan nilai-nilai leluhur yang arif dan bijak dalam memperlakukan alam dan lingkungan agar terhindar dari bencana seperti banjir, kekeringan, angin puting beliung, tanah longsor, serta ancaman terhadap kesehatan.”
Lebih jauh dijelaskan Jessix, terganggunya kualitas daya dukung dan daya tampung lingkungan serta naiknya permukaan air laut sebagai dampak dari krisis iklim
“Bukan tidak mungkin kepulauan babel terancam tenggelam dimasa mendatang,” tutup Jessix. (Bd)