PANGKALPINANG – Pihak Pokja ULP Bangka Belitung terkesan tertutup dalam memberikan data atau informasi mengenai lelang proyek pengadaan bibit kelapa sawit dan kopi senilai Rp 3,3 Miliar tahun 2021 milik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Belitung (Babel).
Padahal wartawan telah berupaya meminta konfirmasi dengan mendatangi langsung ke kantor ULP Babel sebanyak dua kali yakni pada pukul 11.20 WIB dan 14.10 WIB. Namun upaya tersebut masih belum membuahkan hasil.
“Maaf, Pak Nd (disebut-sebut Pokja ULP Babel yang menangani lelang proyek pengadaan bibit kopi robusta dan kelapa sawit) nggak ada di kantor, kalau sumber kompeten lainnya harus ditunjuk, misalnya kalau Pak Nd, ya Pak Nd saja. Untuk memberikan data (lelang dan Pokja ULP Tim 9) nggak bisa,” kata salah satu petugas ULP Babel yang mengaku bernama Ririn di kantor ULP Babel, Senin (15/11/2021) siang.
Diberitakan sebelumnya, lelang proyek pengadaan bibit kelapa sawit dan kopi senilai Rp 3,3 Miliar tahun 2021 milik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Belitung (Babel) diduga menyimpang.
Kendati sudah melalui proses lelang di ULP Babel dan Pokja menetapkan pemenang lelang, namun proyek pengadaan bibit ini tidak juga dapat dilaksanakan lantaran dokumen perusahaan pemenang lelang diketahui tidak lengkap.
“Iya baru Lid , yang di bidik itu Pokja dan perusahaan pemenang lelang. Menyasar seputar proses lelang serta dokumen perusahaan pemenang lelang yang tidak lengkap oleh Pokja dimenangkan,” kata sumber saat dibincangi, Sabtu (13/11/21) malam.
Sebelumnya, Informasi internal di lingkungan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Babel menyebutkan jika lelang proyek pengadaan bibit kelapa sawit dan kopi oleh penyidik Pidsus Kejati Babel sedang dilakukan proses penyelidikan. Disebut-sebut Pokja berinisial Nd dan perusahaan pemenang lelang bakal terseret dalam kasus dugaan penyimpangan lelang proyek pengadaan bibit kelapa sawit dan kopi.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Babel, Haruldi membenarkan jika proyek pengadaan bibit kelapa sawit dan kopi batal dilaksanakan.
“Seusai dengan apa yang disampaikan pak Kadis, sehingga proyek pengadaan itu tidak dilaksanakan walau pun sudah ada perusahaan pemenang lelang,” ucap Haruldi, Senin (15/11/21).
Dijelaskannya, penyebab dari batalnya proyek pengadaan bibit kelapa sawit dan kopi adalah dokumen perusahaan pemenang lelang yang tidak lengkap.
“Iya dokumen perusahaan pemenang lelang yang tidak lengkap, cuma saya tidak begitu hapal detilnya karena dokumen lelang ada dikantor. Bukan tidak mau menerima hasil lelang dari Pokja Nd hanya saja, kita kan ketika mereka (pokja-red) menyampaikan hasil lelang kita juga harus lihat dokumen lelang nya, ya evaluasi lah,” jelasnya.
Disinggung soal dugaan penyimpangan lelang proyek pengadaan bibit kelapa sawit dan kopi yang saat ini sedang dilakukan penyelidikan oleh Kejati Babel, Haruldi menyampaikan jika dirinya tidak begitu mengetahui perihal penyelidikan tersebut.
“Kalau itu saya tidak tahu karena belum dapat informasi, mungkin pak Kadis sudah dapat duluan informasi itu. Ya kalau ditanya saya selaku Kabid tahu tidak soal penyelidikan itu ya tahu, cuma yang dimintai keterangan bukan kami,” tukasnya.
Menindaklanjuti hal tersebut, redaksi masih berupaya meminta konfirmasi Kajati Babel, Daroe Tri Sadono melalui pesan Whatsapp, Senin (15/01/2021) pagi.
Sebelumnya, redaksi telah berupa meminta konfirmasi kepada Pokja ULP Babel, Erie Uji Anugrah atau yang akrab disebut Nanda melalui sambungan telepon seluler maupun pesan Whatsapp, Minggu (14/11/2021) malam. Namun hingga berita ini diturunkan, nomor seluler nya terlihat tidak aktif.
Tidak hanya itu, redaksi juga telah berupaya meminta konfirmasi tatap muka dengan mendatangi kantor ULP Babel, Senin (15/11/2021) sekira pukul 11.12 WIB. Namun saat hendak ditemui, Nd sedang tidak berada di tempat.
“Maaf Pak Nanda nya nggak ada, tadi pagi beliau ada di kantor, tapi sekarang sedang keluar,” ujar salah satu petugas ULP Babel yang bertugas sebagai penerima tamu.
Untuk diketahui, lelang proyek pengadaan bibit kelapa sawit dan kopi diikuti sebanyak empat perusahaan. Masing-masing perusahaan yakni PT. Wibawa Mukti dengan harga penawaran terendah Rp 3.106. 589. 400,. PT. Cahaya Purnama (pemenang lelang/red) dengan harga penawaran terendah ke dua Rp 3. 199. 042. 200,. selanjutnya, PT. Tunas Agroindo Semesta dengan harga penawaran terendah ke tiga Rp 3. 298.193. 520,. dan PT. Langgeng Duta Bersama dengan harga penawaran terendah ke empat Rp 3. 351. 952. 290,. (red)