PANGKALPINANG – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Wakil Gubernur Abdul Fatah mendukung Kegiatan Pelatihan Vertical Rescue skala nasional di Bangka Belitung yang diinisiasi oleh Komunitas Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Bangka Belitung (UBB).
“Pemprov akan mensupport pelatihan vertical rescue yang akan dimulai dari tanggal 26 Juni hingga 3 Agustus 2021 nanti. Support ini berupa tenaga ahli dari tataran domestik atau lokal sebagai pemateri dalam vertical rescue, yakni dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Babel. Kami juga memberi support berupa konsumsi sesuai dengan usulan yang diajukan,” ujar wagub.
Wagub mengatakan bahwa kegiatan ini harus sesuai dengan standar protokol kesehatan yang tepat. Untuk itu, pelaksanaan kegiatan secara teknis akan dibagi menjadi tiga sesi. Yakni, sesi 1 diikuti 30 peserta dan berlangsung selama tiga hari. Dilanjutkan dengan sesi 2 yang diikuti 30 peserta selama tiga hari. Terakhir, sesi 3 diikuti oleh 40 orang peserta selama tiga hari.
“Dengan menerapkan protokol kesehatan, kegiatan ini akan menjadi cerminan bagi masyarakat Bangka Belitung bahwa mahasiswa telah berani bergerak, bangkit dan ikut serta membangun melalui kegiatan vertikal rescue,” paparnya.
Wagub menyebut mahasiswa telah berani mengajak masyarakat untuk bergerak maju sejalan dengan kegiatan yang dilaksanakan pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat namun tetap menerapkan standar protokol kesehatan dalam rangka menghindari Covid-19. Hal ini patut diberi apresiasi.
Pernyataan tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Babel Abdul Fatah saat melakukan audiensi dengan perwakilan dari Komunitas Mahasiswa Pencinta Alam-Sosial UBB terkait pelatihan Vertikal Rescue didampingi Ketua Biro Umum, perwakilan BPBD Babel dan Dinas Pariwisata Babel di Ruang Wakil Gubernur Babel, Rabu (9/06/2021).
Sementara itu, ketua pelaksana Komunitas Pecinta Alam UBB, Suci Dwi Anggia menjelaskan, total peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 100 orang se-Indonesia dan dilaksanakan selama sembilan hari di Makorem Desa Belilik. Materi lapangan dilakukan di Wall Climbing Sport Centre Padang Baru, Bangka Tengah.
Peserta pelatihan terdiri dari Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), dan Komunitas Pecinta Alam (KPA).
Visi misi kegiatan ini tidak lain adalah untuk memberikan kemampuan tingkat dasar bagi peserta dalam usaha penyelamatan, baik bagi diri sendiri maupun kegiatan kemanusiaan, seperti bencana alam. Salah satu bentuk penyelamatan adalah evakuasi korban dari titik tertinggi ke titik terendah pada medan seperti alam bebas, pegunungan, hutan, dan lainnya.
“Kegiatan Mapala biasa di alam bebas, gunung, hutan, tebing alam, sehingga jika terjadi kecelakaan, materi pelatihan vertikal rescue ini diperlukan sebagai bekal tingkat dasar dalam usaha penyelamatan baik bagi diri sendiri maupun sebagai kegiatan kemanusiaan,” jelas Suci.
Terkait penerapan protokol kesehatan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD Babel, dan siap menyerahkan laporan pertanggungjawaban sesuai dengan proposal yang telah diajukan.
Penulis: Dini