PULAU BESAR – Masyarakat di Bangka Belitung (Babel) memiliki tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadan. Adalah Ruwahan, atau sedekah ruwah yang merupakan upacara penyambutan kedatangan bulan suci Ramadan.
Ruwahan dilakukan pada pertengahan bulan Sya’ban. Pada bulan tersebut masyarakat biasanya melakukan acara bersih kubur dan ziarah ke kuburan keluarga masing-masing.
Sementara, memasuki pekan pertengahan bulan Sya’ban masyarakat Bangka dan sekitarnya melaksanakan acara sedekah ruah dengan menyiapkan makanan seperti nasi beserta lauk pauk gulai ayam, ikan, atau daging sapi, kue, dan buah-buahan.
Beragam makanan tersebut disiapkan oleh masyarakat setempat. Pelaksanaannya pun dilakukan di masjid-masjid yang dihadiri oleh lapisan elemen masyarakat seperti tokoh masyarakat, ulama, ustad, karyawan, pejabat, aparat, dan warga.
Tradisi ruwahan ini dilakukan di hampir di setiap wilayah di Bangka Belitung, seperti yang dilakukan warga pulau besar .desa batu betumpang bertempat di langgar RT 10, jalan raya pulau besar. Kec. Batu betumpang, Prov Kep. Bangka Belitung. Ruslan selaku pemerhati sosial dari kecamatan pulau besar mengatakan, dalam ruwahan kirim doa dilakukan pada bulan ruwah (bulan Sya’ban) dalam menyambut bulan suci Ramadan, bentuk kemanfaatan yang dapat adalah diberikan oleh orang yang masih hidup kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah melalui doa.
“Jadi mari kita kirim doa, kita doakan keluarga, saudara, kerabat, sahabat yang telah meninggal dunia semoga amal ibadah yang pernah dilakukan di dunia diterima disisi Allah SWT,” ujarnya saat acara di ruangan langar, pulau besar, , selasa (30/3/2021).
Bentuk kirim doa ini dengan membaca ayat-ayat suci Alquran, surah yasin sebanyak tiga kali, tahlilan, kemudian dilanjutkan dengan doa-doa keselamatan, dan keberkahan untuk masyarakat.
Setelah selesai acara kegiatan, barulah masyarakat bersama-sama duduk dengan tertib dan hikmat untuk menyantap hidangan yang telah dihidangkan oleh panitia ruwahan, remaja masjid, dan ibu-ibu untuk meletakkan makanan di atas dulang untuk disantap bersama warga yang baik dari keluarga maupun oleh tetangga sekitarnya.
Acara ruwahan kerap terjadi dengan moment yang begitu ramai, masjid dipenuhi dan dimakmurkan oleh warga sekitar, tokoh masyarakat, serta suara anak-anak kecil yang semakin membuat suasana kebersamaan dan kehangatan warga pulau besar khususnya yang terjalin begitu hangat dan hikmat.
Untuk diketahui tradisi kebudayaan ini setiap tahun dilakukan oleh masyarakat Bangka Belitung, sebab merupakan bentuk penghormatan terhadap arwah orang yang sudah meninggal dan merupakan warisan turun menurun. Ruah berarti arwah leluhur atau nenek moyang jadi ruwahan berarti bulan mengenang arwah leluhur atau nenek moyang. ( Budi)