TAKALAR – Guncangan gempa yang memporak-porandakan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pada Kamis 14 Januari 2021 dini hari menyisahkan sederet kisah.
Salah satunya Supahrin Tiro, warga Kabupaten Takalar yang sedang melakukan perjalanan ke Mamuju.
Setiba di Mamuju, Rabu (13/1/2021) sekitar pukul 21.00 WITA, dia bersama rekannya beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan keesokan harinya di salah satu penginapan.
Kepada media, Tiro bercerita dalam tidurnya ia bermimpi sedang mengemudikan mobil di jalan yang terjal.
Dalam mobil, rekan yang duduk di sebelah kemudi mengingatkan dengan lantang agar segera menginjak rem.
Seketika itu pula Tiro terbangun dari tidurnya dan melihat puing-puing kaca almari dan jendela sudah pecah berceceran di lantai kamar hotel.
Takut adanya gempa susulan dan tsunami, Kamis (14/1/2021) sekitar pukul 02.20 WITA mereka bergegas keluar hotel dan mencari dataran tinggi.
Sesampainya di puncak, mereka tidak sendiri, mereka dan beberapa warga yang sedang mencari perlindungan juga berada di sana.
Tiro menggambarkan suasana gelap saat itu akibat putusnya aliran listrik.
“Saat itu mencekam Pak, saya mau pulang tapi akses jalan tidak bisa kami lalui,” kata dia.
Di tengah kepanikan, Tiro juga melihat sejumlah pasien rumah sakit yang turun ke jalan sambil membawa infus.
“Saat di situasi seperti itu, saya rindu dengan anak dan istri saya Pak,” ungkap Tiro yang berprofesi sebagai Jurnalist itu.
Saat terbangun dari mimpi, kata Tiro, ia sempat mengucapkan Istighfar.
“Waktu itu saya seketika bangun dan reflek mengucapkan Astaghfirullah,” kata Tiro saat bertandang ke kantor Redaksi Sekilas Indonesia, Sabtu (16/1/2021).
Namun semua itu dapat ia lalui dan berharap agar para korban yang berada di Mamuju dan sekitarnya diberi ketabahan dan keikhlasan.
Tiro juga bersyukur masih diberi keselamatan dan berandai-andai jika saja tidak terbangun dari tidurnya saat gempa datang.
“Bencana ini dari Allah SWT. Semoga kita dapat memetik hikmah di setiap musibah yang datang dariNYA,” tutupnya.
(*)