BONE – Himpunan Mahasiswa Bone Utara (HMBU) telah melaksanakan pengkaderan di gedung DPRD Kab. Bone yang mana para calon anggota dari mahasiswa yang berdomisili 5 kecamatan di antara Kec. Awangpone, Kec. Tellu Siattinge, Kec. Cenrana, Kec. Dua Boccoe, Kec. Ajangale dengan asal kampus yang berbeda-beda. Minggu(06 Desember 2020).
Pengkaderan ini merupakan agenda perdana dalam Organisasi HMBU, serta pengkaderan ini mempunyai maksud dan bertujuan untuk meningkatkan SDM organisasi dan terciptanya mahasiswa yang berkesinambungan pada kepedulian sosial yang sifatnya kearah intelektual diri, sesuai yang di amanahkan oleh UU 45 dengan amanah ideologi Pancasila, agar mahasiswa Bone Utara mampu dan bisa peka terhadap kesenjangan-kesenjangan sosial bahkan menitip beratkan sebagai penghubung pemerintah bagi masyarakat yang lemah akan segala macam kelemahan perekonomian khususnya di Bone Utara.
“Adapun tema kegiatan ini dalam perekrutan anggota baru yaitu MENGEMBANGKAN INTELEKTUAL BERPIKIR KRITIS, BERTINDAK BIJAKSANA SERTA PEKA TERHADAP KESENJANGAN SOSIAL. Serta kegiatan ini tetap mengikuti protokol kesehatan demi terbebasnya gejala Covid 19,” tutur Ketua Umum HMBU.
“Untuk meningkatkan kesadaran intelektual, kearifan lokal Bone, kepemimpinan, asas kemanfaatan, dan asas kemandirian mahasiswa dengan adanya mekanisme pengkaderan ini, maka dari itu pelaksana kegiatan ini melakukan penambahan anggota baik dari segi kualitas dan kuantitas agar terciptanya instrumen pemersatu argumentasi pragtis di dalam organisasi ini serta memahami arti sebuah kepedulian sesama,” ucap Ketua Panitia.
Dewan Pertimbangan Organisasi Himpunan Mahasiswa Bone Utara (HMBU) berharap kepada kader-kader baru ini bisa meluangkan setiap waktunya dalam mengabdikan diri untuk selalu mempertahankan nilai-nilai keagamaan sebagai umat beragama dan meluangkan waktu dalam menuntut ilmu serta mengembangkan bakat dan potensi di tengah sifat arus pluralisme, radikalisme, dan pesimisme dunia.
“Saya berharap kepada adik-adik yang baru ini saling menitip beratkan rasa persaudaraan, kesetiakawanan, menerapkan etika dan estetika sesuai dengan kearifan lokal Bugis Bone dan menjunjung tinggi yang namanya pesse (peduli), siri (malu), dan lempu (jujur) dalam bersosial satu sama lain tanpa memandang bulu, “tutup Akhsan Takwin”
Reporter : Adinusaidrasyid