PANGKALPINANG-Kinerja Pelaksana proyek pembangunan Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Depati Bahrin Sungailiat layak mendapat sorotan. Proyek yang bersumber dari dana DAK senilai kontrak Rp 14,7 Miliyar yang seharusnya kelar pada 15 Desember ini, ternyata bukan satu-satunya proyek yang terancam molor.
Perusahaan yang beralamat di Sidoarjo Jawa Timur ini ternyata juga mempunyai proyek mangkrak di Surabaya. Dikutip dari potretkota.com, ternyata PT. Garuda Catur Kencana juga memiliki PR besar.
Dikabarkan bahwa proyek jasa konstruksi laboratorium basket indoor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) belum juga rampung. Proyek senilai Rp 10, 125 miliyar mangkrak pengerjaannya.
Proyek yang diambil dari dana Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi didanai dari APBN tahun 2019, hingga saat ini hanya mampu 60 persen diselesaikan.
Dalam rilis berita yang di-posting pada Februari 2020 tersebut, PT. Garuda Catur Kencana ditulis bahwa hingga batas waktu anggaran tahun 2019 lalu.
Proyek tersebut tak rampung. Berdasarkan informasi yang telah dihimpun di lapangan dari salah satu pekerja yang ada di tempat proyek itu mengatakan, proyek ini sudah lama mangkrak. Bahkan sejak dia bekerja di proyek tersebut, diakuinya bahwa proyek itu dibiarkan tanpa ada pekerjaan.
“Sejak saya kerja disini keadaannya ya seperti ini, belum ada penambahan kerjaan,” ungkap pria berkumis yang namanya enggan disebutkan, Senin (17/2/20), seperti dikutip dari potretkota.com
Bahkan pekerjaan topingnya yang diatas disubkan pada pihak lain. “Setahu saya yang kerjakan bagian atasnya lurah Jemundo, Sidoarjo,” terangnya.
Sementara, Rektor Unesa Nurhasan saat dikonfirmasi tidak mau komentar terkait sebab mangkraknya proyek yang menelan anggaran Rp 10 miliar tersebut. “Saya engga berani berkomentar takut keliru, sebaiknya coba langsung tanyakan pada pembantu rektor 2 yang paham teknisnya,” ungkapnya.
Untuk diketahui, proyek jasa konstruksi laboratorium basket indoor itu merupakan proyek dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan menggunakan dana APBN tahun anggaran 2019.
Saat ini di Kabupaten Bangka, PT. Garuda Catur Kencana mengerjakan proyek pembangunan instalasi bedah yang bisa dipastikan tak mungkin kelar dalam tahun ini. Hal ini pun diakui oleh salah satu perwakilan perusahaan yang mengaku bahwa progres pembangunan baru sebanyak 70 persen.
“Progresnya baru sekitar 70 persen pak, tapi kita optimis lah bisa selesai sesuai jadwal. Kita akan upayakan. Sekarang kita lembur pak mengerjakannya. Kalau kelihatan terlambat, ya faktor situasi Covid pak,” jelas Budi.
Pantauan wartawan di lapangan, kondisi proyek Dana DAK ini sendiri masih jauh dari selesai. Pemasangan keramik lantai baru dimulai. Terlihat pekerja sedang mengaduk semen secara manual.
Proses pemasteran dinding baru selesai separuh, kemudian tangga darurat yang menghubungkan antar lantai baru sebatas semen cor. Diperkirakan masih butuh waktu sekitar 2 bulan waktu pekerjaan untuk bisa merampungkan pekerjaan ini. Namun pihak perusahaan yang berasal dari Sidoarjo Jawa Timur tersebut mengaku optimis bisa menyelesaikan sesuai jadwal.
Sebelumnya diberitakan sebelumnya pihak manajemen PT. Garuda Catur Kencana (GCK) mengaku progres pembangunan Gedung Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Depati Bahrin Sungailiat baru mencapai 70 persen.
Kendati batas waktu pelaksanaan hanya sampai 15 Desember 2020, pihak manajemen mengaku optimis bisa menyelesaikan. Statement ini terbilang berani jika melihat kondisi lapangan. proyek senilai Rp 14,7 Miliyar ini masih sangat berantakan.
(tim)