KOLAKA UTARA, – Tanggal 25 November 2020 di peringati Hari Guru Nasional (HGN), Ditetapkannya HGN oleh pemerintah adalah merupakan bentuk apresiasi yg tinggi kepada Guru yang tergabung dalam organisasi persatuan guru republik indonesia (PGRI).
Hakikatnya proses pembelajaran telah terjadi dan berlangsung sejak kehadiran manusia di bumi, Sejak itu pulalah fungsi GURU hadir dalam proses pembelajaran. Karena itu dalam proses perjalan waktu dan pergantian era, intuisi pernah dan boleh dijadikan GURU, alam semesta juga adalah GURU yang mengajarkan manusia menjalani hidup.
Dalam kisah Kenabian, ketika anak-anak Adam AS, Kabil dan Habil bertikai dan salah satu di antara mereka tebunuh, burung gagaklah yg menjadi GURU penguburan pertama manusia dengan membenamkan jasad yg sudah mati ke dalam tanah.
Dalam konsep keluarga, rumah tangga adalah wadah pendidikan pertama dan utama, dimana orang tua menjadi guru utama dan pertama yang akan memberi warna pada anak-anak peneruh generasinya. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah ” Kullu mauludin yuuladu alalfitrati faawabahu awuyuhawwidani awuyunassirani awuhawwidani ” setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yg menjadikannya dia yahudi, nasrani, atau muslim.
Era belajar yang menjadikan simbol-simbol alam sebagai GURU, mencapai kemajuan yang mendasar ketika ditemukannya huruf dan angka sebagai simbol pembelajaran tertulis. Saat itu peoses pembelajaran tidak lagi individualistik dan otodidak tetapi berkembang dalam kelompok-kelompok pembelajaran yang menghadirkan sosok GURU sebagai pengajar secara individu.
Dalam perkembangan berikutnya, hadir organisasi pembelajaran yang lebih tertata dan terstruktur dalam wadah pondok, madrasah, dan sekolah yang di awal kemunculannya tanpa tuntutan fasilitas pendukung. Cukuplah dengan kehadiran GURU.
Sejalan dengan perjalanan waktu, kesadaran akan pentingnya pendidikan dalam upaya membangun kualitas sumberdaya manusia semakin mengemuka. Dalam pada itu, pendidikan menjadi prioritas pembangunan nasional dan diejawantahkan oleh pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota dengan pengalokasian dana yang memihak.
Peningkatan kuantitas dan kualitas GURU menjadi konsen utama disusul oleh perbaikan kesejahteraan. Profesi GURU menjadi diminati, bertolak belakang dengan kondisi awal-awal kemedekaan sampai dengan era 70-an dimana Profesi GURU dipandang sebelah mata.
Wahai GURU indonesia, dulu engkau dimotivasi untuk mengekang diri dari keburukan agar dapat optimal menularkan kebaikan dengan peribahasa klasik “GURU kencing berdiri MURID kencing berlari”.
Betapa besar harapan akan fungsimu sebagai suritauladan bangsa yang hanya menularkan ilmu dan kebaikan. Bebanmu berat sebesar pahala jariahmu atas pengabdian tulusmu.
“SELAMAT HARI GURU INDONESIA”
oleh : Zakaria Bakrie