LUWU – Adanya pembangunan Pasar Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu yang kini tengah dibongkar dalam proses pembangunan yang permanen tentu hal ini mengakibatkan para pedagang harus terpaksa berpindah tempat sementara untuk bisa tetap berdagang pekan lalu.
Kebijakan pemindahan perguliran pasar Batusitanduk ke pasar lamasi operasi Senin dan karetan Rabu, Sabtu justru menjadi polemik para pedagang mengeluh dan merasa di rugikan karena kurangnya pembeli, pasalnya pasar lain misalnya karetan dan lamasi sudah operasi ketika giliran pasar batusitanduk operasi pembelinya sudah sepi dikarenakan sudah membeli duluan di hari pasar sebelumnya sebab jadwalnya bersambung dengan hari pasar lain sementara pedagang banyak menanggung kredit untuk dibayar dan menghidupi keluarga
Seorang pedagang Pakaian, Nasrum, mengatakan kepada awak media ini saat di konfirmasi dilokasi pasar Senin 12/10/2020 pukul 09:30 Wita, “Bahkan pedagang pasar batusitanduk sendiri yang meminta kepada masyarakat setempat untuk pinjam pake sementara lahannya mendirikan pasar sementara di Dusun Beringin Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu sampai pembangunan pasar batusitanduk yang permanen selesai kesepakatan antar masyarakat dan pedagang tak satupun ada yang protes ataupun dirugikan, justru merasa bersyukur dengan adanya pasar sementara ini yang tidak harus jauh menjual,” terangnya.
Begitupun dikatakan Campuran “Pak Rasang” Salah seorang pedagang sekaligus tokoh masyarakat setempat membenarkan dengan adanya pemberitaan salah satu media onlain dengan tidak mengkonfirmasi langsung pedagangnya menyoal lokasi pasar batusitanduk yang operasi sementara ini katanya rawan terkena banjir, ia membantah itu tidak benar yang banjir sungainya bukan pasarnya! “Justru pedagang menginginkan kalau bisa pihak pemerintah terkait langsung untuk turun menijau lokasi pasar ini apakah pernah terdampak banjir jangan hanya mendengar Isu isu saja dari sepihak,” tegasnya.
Lanjutannya, Justru dengan adanya pasar ini sangat menguntungkan pedagang mengingat pasar ini adalah salah satu tempat yang strategis dari berbagai arah pembeli sehingga sangat menguntungkan pedagang dengan adanya pembeli yang bisa membantu penjualan hasil hasil pertanian masyarakat yang dari atas gunung (Walenrang Barat), bahkan semua pedagang setuju untuk ditagih mengenai retribusi dari pemda untuk dan kami bisa difasilitasi wc dan air meskipun tak seberapa hingga menunggu pembangunan pasar batusitanduk selesai atau dirampungkan
Syarifuddin, pedagang Ikan juga mengungkapkan, “Seharusnya pemerintah dari awal dapat memperhatikan nasib pedagang ketika pasar akan di bangun bagaimana mencari solusi yang baik bukan malah di roling ke pasar lain yang dampaknya merugikan ekonomi pedagang, dengan adanya pasar ini operasi apalagi bukan selamanya untuk sementara ji, hingga menunggu pasar permanen jadi apalagi kami nasib pedagang tergantung dimana ada pembeli di situ kami menjual untuk bisa bayar kredit yang hampir 90% pedagang rata rata ambil uang kredit,” ungkapnya.
“Adapun kalau ingin dipindahkan kiranya jangan di lapangan sebab itu adalah fasilitas umum yang nantinya dapat merugikan akses pengguna jalan dan masyarakat setempat apalagi mengenai restribusi pasti akan menjadi masalah, Jika pasar ini benar benar akan ditertibkan Pedagang dan masyarakat juga meminta seperti ( Pasar Sore Lamasi, Mamara, Salutubu, Rante Damai, Pongraka, Sankin) untuk juga ditertibkan yang tidak ada sama sekali kontribusi ke Pemerintah Kabupaten Luwu Supaya kita tidak menjual semua,” tutur Rahmat, salah seorang pedagang mainan.
Reporter : Rezki.