Opini

Dampak Pandemi Covid-19 Pada Perekonomian Negara

×

Dampak Pandemi Covid-19 Pada Perekonomian Negara

Sebarkan artikel ini

OPINISudah beberapa bulan negara kita terperangkap oleh pandemi. Perkembangannya terus meningkat setiap harinya mulai dari puluhan, ratusan, dan sekarang mulai menginjak pada angka ribuan dan menerka negara ini dari berbagai macam arah salah satunya perekonomian.

Dengan adanya pandemi covid-19 ini, negara kita bisa dikatakan berada pada zona yang kristis. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya dari warga negara kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian sehingga tingkat nilai permintaan dari negara kita sendiri sangat jauh dari yang namanya kepuasan.

Click Here

Bukan hanya itu, pandemi ini juga berdampak besar pada keuangan negara. Pendapatan negara mulai berkurang saat mulaidi terapkannya PSBB, hal tersebut mengakibatkan tempat yang menjurumus pada keramaian seperti tempat wisata dan maskapai penerbangan dengan terpaksa ditutup.

Padahal pendapat negara lumayan besar berasal dari tempat-tempat tersebut dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dikutip dari KOMPAS.com, berdasarkan pertumbuhan dari tahun ke tahun, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 1 tahun 2020 terbesar pada sektor informasi dan komunikas isebesar 0,53 %.

Hal ini cukup bisa dimaklumi mengingat dengan adanya anjuran dari pemerintah untuk “di rumah sajamaka banyak orang menjalankan pekerjaan, hiburan, dan pendidikan melalui teknologi informasi.

Berdasarkan analisa data yang dikeluarkan oleh The Singapore University of Technology and Design dengan menggunakan metode estimasi pandemi, Susceptible Infected Recovered (SIR) dengan Data Driven Estimation (DDE), maka diperkirakan puncak pandemi di Indonesia telah terjadi pada bulan 19 April 2020 yang lalu dan diperkirakan akan berakhir secara total pada akhir Juli 2020.

Data ini dikeluarkan per 5 Mei 2020 yang diambil berdasarkan data dari berbagai negara untuk memprediksi berakhirnya pandemi di dunia.

Berdasarkan data tersebut, diperkirakan akhir Mei 2020 kebijakan PSBB dapat segera berakhir. Dengan demikian, awal Juni seluruh aktivitas dapat kembali berjalan dengan normal.

Bila prediksi yang ditujukan untuk pendidikan dan penelitian ini benar, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai titik terendah pada kuartal kedua.

Idul Fitri yang biasanya mempunyai pengaruh cukup besar untuk menggerakkan perekonomian, malah menjadi sebaliknya dikarenakan adanya PSBB.

Kondisi perekonomian Indonesia masih memiliki peluang untuk bangkit. Kekosongan aktivitas selama hampir 3 bulan sejak pertengahan maret masih memberikan peluang bagi perusahaan untuk langsung bangkit. Keuangan perusahaan diperkirakan masih bisa bertahan.

Beda halnya bila aktivitas normal mulai diadakan pada bulan Agustus atau bahkan Desember. Perusahaan perlu waktu mencari lagi pegawai baru untuk memulai operasi. Banyak perusahaan juga akan tidak kuat bertahan selama lebih dari tiga bulan.

Dikutip dari suara.com bahwa dari sisi makro ekonomi, dengan adanya stimulus fiskal yang disertai dengan realokasi anggaranuntuk kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi nasional dari sektor keuangan, diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian secara perlahan di kuartal ketiga.

Dengan menggunakan model Input-Output (IO), Tim Riset Ekonomi PT Sarana Multi Infrastruktur memperkirakan bahwa stimulus fiskaloleh pemerintah sebesar Rp405,1 triliun akan tercipta output dalam perekonomian sebesar Rp649,3 triliun.

Sementara itu, nilai tambahdan pendapatan pekerja akan meningkat masing-masing sebesar Rp355 triliun dan Rp146,9 triliun.

Dengan penciptaan output, nilai tambah, dan pendapatan dalam perekonomian, stimulus fiskal yang digelontorkan akanmenyerap tambahan tenaga kerja sebesar 15 juta orang atau11,84 persen dari total tenaga kerja.

Semoga pandemi ini cepat berakhir, agar kita semua bisa kembali menjalankan rutinitas dengan bebas tanpa terikat oleh aturan. Dan semoga dengan adanya pandemi covid-19 ini dapat memberikan kita kesadaran bahwa akan pentingnya menjagaKesehatan dalam beraktivitas.

Penulis: Andi Muhammad Alqadri (Mahasiswa STEI SEBI, Jurusan Akuntansi Syariah)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d