BALUNIJUK – Rencana Kawasan Industri Sadai yang berada di Bangka Selatan, akan dikembangkan dengan sistem blockchain sebagai investasi yang menggunakan aset ekonomi digital.
Blockchain merupakan rekaman buku besar yang terdesentralisasi, memeriksa, dan memverifikasi setiap proses penarikan, pembayaran, dan perdagangan.
“Mudah-mudahan inovasi ke depan akan terwujud secara maksimal, dan akan membawa ekonomi Bangka Belitung ke depan menjadi masyarakat yang sejahtera,” ujar Sekda Provinsi Kepulauan Babel, Naziarto, saat menghadiri peluncuran Sistem Blockchain Kawasan Industri Sadai di Universitas Bangka Belitung, Rabu, (15/07/2020).
Diutarakan oleh Sekda Naziarto, bahwa pemikiran untuk mengembangkan Sadai menjadi kawasan industri sudah tercetus sejak tahun 2006. Harapannya, dengan hadirnya kawasan industri di Sadai menjadi surga baru bagi ekonomi masyarakat Bangka Belitung.
“Kenapa saya katakan sebagai surga baru? Karena ini akan membawa kecerahan, membawa harapan bagi masyarakat Bangka Belitung ke depan, melalui Bangka Selatan,” ungkapnya.
Sekda Naziarto pun mengajak semua pihak untuk dapat mendukung pemikiran Bupati Basel sebagai seorang inovator dengan usaha yang maksimal, demi kemajuan bersama dari Blockchain Sadai Industrial Park.
“Kalau kita lihat secara ekonomis, ini merupakan suatu sistem baru yang dikembangkan secara digital melalui blockchain. Berarti transaksional di Bangka Belitung, khususnya di Sadai dan Toboali dilakukan secara digital yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.
CEO dari Huobi Indonesia, Xiongdan pun mengamini ungkapan Sekda Naziarto, bahwa teknologi blockchain adalah teknologi baru, yang tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia yang dapat membangun ekonomi, industri, dan edukasi di masa depan.
Sedangkan Wayangpay digandeng sebagai bentuk pembayaran modern yang gaungnya berada di wilayah Asia Tenggara, yang dapat membantu transaksi pembayaran transfer bank, maupun virtual account.
Reporter : Budi.