AdvertorialDaerah

Pertimahan di Babel Terkesan Mati Suri Sehingga Kondisi Perekonomian di Babel Slumped Down

×

Pertimahan di Babel Terkesan Mati Suri Sehingga Kondisi Perekonomian di Babel Slumped Down

Sebarkan artikel ini

BANGKA BELITUNG-Kondisi perekonomian Bangka Belitung saat ini kian Slumped Down (terpuruk). Pasalnya sektor pertimahan yang diyakini dapat mendongkrak ekonomi masyarakat Bangka Balitung saat ini terkesan mati suri.

Maka tidak heran jika sejak beberapa hari ini spanduk yang bertuliskan permibtaan agar Gubernur Babal, Erzaldi Rosman kembali menghidupkan sektor pertimahan yang mati suri telah tersebar di beberapa titik ibukota Provinsi Kep. Babel, Pangkalpinang.

Click Here

Dibawah spanduk tersebut ditulis Masyarakat Peduli Tambang Babel. Wajar saja di tengah pandemi Covid-19 yang berimbas buruk terhadap pertumbuhan ekonomi hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dari pantauan, spanduk tersebut tersebar di perempatan Ase, perempatan Kantor Gubenur, perempatan Jalan Baru, perempatan Jalan Muntok, depan kuburan Belanda, Soll Marina, Simpang TPI Ketapang dan bandara lama, Senin (15/6/20).

Ap yang merupakan salah satu mantan pekerja di salah satu smelternya yang saat ini sudah ditutup mengharapkan Pemerintah dapat segera mengambil langkah kongkrit untuk mengembalikan kondisi perekonomian Masyarakat Babel mengingat perekonomian di Bangka Belitung saat ini tampaknya sedang terpuruk.

” Pemerintah Babel harus memikirkan juga nasib kami. Harus ada solusi terbaik terhadap pemulihan terhadap sektor-sektor usaha ini. Sudah lebih satu tahun saya ini berstatus pengangguran akibat kena PHK. Anak istri di rumah mau makan apa Pak Gubernur. Salah satunya hidupkan kembali smelter yang sudah ditutup, jangan jadikan kami mati kelaparan di lumbung padi sendiri,” keluhnya, Senin (15/6/2020).

Menurutnya, keputusan PHK pada pekerja di Babel terus melonjak sejak 2019 kemarin, dan sebelum merebak wabah Corona sudah dirasakan dirinya.

“Sebelum covid-19 sudah ribuan pekerjanya tak bekerja lagi. Dengan kondisi sekarang Covid-19 makin sulit, harus makan apa kami,” keluh Ap .

Dia pun berharap, langkah pemulihan kondisi perekonomian harus segera dilakukan untuk menstabilkan perekonomian pasca Covid-19.

“Tolonglah Pak Gubernur Erzaldi agar pertimahan di Babel dapat segera dihidupkan kembali, atau ada solusi lain kita minta pemerintah buka lapangan kerja skala besar bagi masyarakat yang di-PHK,” pintanya.

Sementara itu, Sekjen Asosiasli Penambang dan Pengolah Pasir Mineral Indonesia (Atomindo), Rudi Sahwani menghimbau kepada Masyarakat Peduli Tambang Babel untuk bersatu memperjuangkan nasib rakyat Bangka Belitung ini. Rudi mengingatkan bahwa rakyat Babel ini selalu ‘terjajah’ untuk menikmati karunia sumber daya alam berupa mineral timah dikarenakan tidak bisa bersatu dalam berjuang.

Oleh karena itu Sekjend Atomindo ini mengajak Masyarakat Peduli Tambang Babel untuk bersatu berjuang bersama.

Ini menarik, mulai ada reaksi akar rumput yang mulai sadar bahwa selama ini mereka belum bisa menikmati apa yang menjadi kekayaan alam Babel berupa Timah. yang menikmati itu justru mereka yang datang dari antah berantah dan mengatur layaknya raja permainan timah di Babel.

“Saya sedih melihat rakyat Babel ini bekerja setengah mati bertaruh nyawa, sementara harga yang mereka terima tak setimpal. Itu hanya salah satu dampak dari tidak bersaingnya bisnis Pertimahan di Babel. Terkait Masyarakat Peduli Tambang Babel, saya undang untuk bertemu, mari kita bersatu, memenangkan kembali anugerah Allah atas timah di Babel ini. Jangan berjuang sendiri-sendiri lebih baik bersatu. Dan perlu diketahui bahwa penambang juga merupakan bagian dari Atomindo,” jelas Rudi, Senin (15/6/2020).

Sebelumnya, DPRD Provinsi Babel dan Kominte Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sepakat mempercepat strategi memulihkan perekonomian Babel dengan relaksasi pertambangan. Hal itu disampaikan Ketua Komisi III DPRD Babel Efredi Effendy usai menerima audensi dengan Kominte Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bangka Belitung (Babel) di DPRD Babel, Selasa (18/5/2020).

Ia mengatakan, kalau ingin cepat perekonomian Babel ini pulih harus ada relaksasi atau kelonggaran aturan pertambangan khususnya timah.

Hanya saja, lanjutnya untuk mewujudkan agar perekonomian Babel cepat pulih harus lah adanya kelonggaran atau relaksasi dari aturan tambang itu sendiri seperti mengenai dokumen RKAB dan CPI oleh pemerintah dalam hal ini dirjen minerba. ‎Tetapi ebelumnya harus rapat dengan pendapat terlebih dahulu dengan gubernur Babel.


“Relaksasi ini harus kita dorong ke dirjen mineral baturbara kementerian ESDM, agar dapat keringanan kelonggaran penyusunan RKAB, S1 pertambangan itu yang kita dorong, di babel ini tidak banyak yang memiliki CPI,”ujarnya.

“Relaksasi CPI buat RKAB ini, akan membuat tambang gairah kembali, memang Kepmen ini tidak bisa cepat merubah, dari sini kita didorong bersama bersama perwakilan tambang logam, untuk meminta dirjen minerba, keluarkan surat edaran memudahkan penyusunan RKAB,”ungkap dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh anggota Komisi III, Azwari Helmi. Ia berpendapat yang sama, penanganan yang cepat dan tepat untuk pemulihan perekonomian di Babel ada sektor pertimahan, dan sudah “takdirnya” ekonomi Babel itu adalah pertimahan.

“Karena memang dari dulu, sejak zaman Belanda, banyak masyarakat bergantung hidupnya dengan timah. Sudah takdirnya Babel itu adalah timah,” kata Helmi.

Hingga berita ini diturunkan, masih mengupayakan konfirmasi ke Gubernur Babel, Erzaldi Rosman yang dilansir media forum keadilan Babel.

(*red)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d