Pendidikan

Memahami Anak dengan Hambatan Majemuk dalam Perspektif Teoritik dan Empirik

×

Memahami Anak dengan Hambatan Majemuk dalam Perspektif Teoritik dan Empirik

Sebarkan artikel ini

 

Oleh :
Dr. Tati Nurul Hayati, M.Pd., Pengawas Pendidikan Khusus Provinsi Banten.

Click Here

OPINI, SEKILASINDO.COM – ‘Memahami Anak dengan Hambatan Majemuk Dalam perspektif Teoritik dan Empirik’ merupakan sebuah judul Buku yang didedikasikan untuk Pendidikan Khusus atau Pendidikan Luar Biasa yang masih dirasakan sangat kekurangan, terutama tentang anak anak berhambatan ganda/majemuk.

Disampaikan oleh Dr. Tati Nurul Hayati, M.Pd., salah satu penulis yang merupakan Pengawas Pendidikan Khusus Provinsi Banten. Selama ini diprediksi bahwa populasi anak berkebutuhan khusus berhambatan majemuk lebih sedikit dari anak berhambatan tunggal, padahal kenyataan dalam kenyataan dalam kondisi nyata anak berhambatan ganda/majemuk lebih banyak dijumpai.

Melatarbelakangi hal tersebut diatas, penulis mencoba menghadirkan satu buku yang berisi tentang anak berhambatan majemuk yang ditulis dalam sudut pandang teori dan pengalaman-pengalaman penulis dalam menangani anak-anak berhambatan majemuk.

 

Buku dengan cetakan pertama berjumlah 320 eksemplar tersebut, mengulas tentang siapa dan bagaimana anak dengan hambatan majemuk dalam kajian teoretis, pendapat para ahli yang mungkin belum diungkap oleh penulis lain. Selain itu 3 (tiga) penulis, dantaranya: Prof. Dr. H. Rahman, M.Pd., Dr. Tati Nurul Hayati, M.Pd., Neti Asmiati, M.Pd., merupakan akademisi serta praktisi yang telah mengajar Anak Berkebutuhan Khusus lebih dari tiga puluh tahun, menuangkan pengalamannya dalam menangani anak berkebutuhan khusus mulai tahap dini sehingga buku yang berisi 189 halaman tersebut layak dibaca oleh para guru maupun orangtua Anak Berkebutuhan Khusus dengan hambatan majemuk serta para pemerhati pendidikan.

Buku tersebut hasil disertasi dan pengalaman mengajar anak berhambatan majemuk, serta studi banding ke beberapa SLB yang melayani mereka. Literasi tentang anak berhambatan majemuk sangat terbatas, padahal layanan pendidikannya memerlukan kejelian dan keterampilan yang tidak mudah. Sementara perhatian terhadap mereka dari berbagai pihak sangat kurang demikian juga kompetensi/kemampuan gurunya.
Semoga buku sederhana ini dapat menjadi ajang berbagi pengetahuan dan pengalaman yang kami gali dari bebagai sumber dan memberikan inspirasi bagaimana memahami dan melayani anak berhambatan majemuk.

Anak berhambatan majemuk sangat unik dan pelayanannya pun sangat personal, karena beberapa hambatan yang disandangnya memerlukan strategi yang berbeda, misalnya media komunikasi untuk anak deafblind dengan penglihatan lowvision dapat menggunakan gambar, tulisan yang diperbesar serta isyarat visual sedangkan deafblind dengan penglihatan berat sampai total menggunakan benda asli, symbol, dan isyarat sentuh.

Oleh karena itu, orang-orang di sekitar anak perlu memahami karakter nya dengan cermat serta peka terhadap komunikasi yang disampaikan mereka walau mungkin hanya dengan mengerling atau menyentuh.
Pemerintah dan masyarakat pun belum banyak memerhatikan dan memfasilitasi mereka sehingga belum banyak muncul anak-anak berhambatan majemuk di Indonesia yang berhasil dan terpublikasi.
Hellen Keller adalah parameter keberhasilan penyandang hambatan majemuk yang berhasil walaupun tidak melihat, tidak mendengar dan tidak dapat berbicara.

Para penulis berharap, dengan hadirnya buku tersebut bisa menjadi bagian dari panduan untuk kalangan Pendidikan Khusus.

Respon Positif pun Muncul:

Ketua FKKS, A. Farid, memberi apresiasi krpada penulis DR. Hj. Tati Nurul, dan langsung membeli 100 buku dan dibagikan kepada kepala sekolah Pendidikan Khusus se Provinsi Banten.

“Apresiasi yang sebesar besarnya untuk penulis khususnya Bu DR. Hj. Tati Nurul, dan kita langsung beli dan di bagikan kepada para kepala sekolah yang ada di banten dengan tujuan bapak ibu guru di sekolah bisa bertambah wawasan dengan membaca buku ini,” ungkapnya.

Maryadi, S.Pd., M.M.Pd., Pengawas Pendidikan Khusus Wilayah Kabupetan Lebak, turut mengapresiasi dan sangat terbantu dengan hadirnya buku tersebut.

“ABK yg memiliki hambatan majemuk, maksudnya ABK yg memiliki hambatan/kelainan lebih dari satu (ganda), selain memiliki hambatan dlm perlihatan jg memiliki hambatan dlm kecerdasan ( selain anak A jg anak C ),” ujarnya.

Sekilas Info Tentang Penulis:

Tati Nurul Hayati, lahir di Bandung 7 Januari 1965.

Suami: Sudirman Firmansyah

Anak:
Adith Aulia Rahman, S.T., M.M. ( dosen)
Dhea Nadia Uswayasa, S.Kom (PR sebuah perusahaan di Bandung)
M. Haykal Arraya Hibatullah ( SMA)
Pendidikan: SD di Bandung, SMP, SPG di Garut, SGPLB, S1, S2, S3 di Bandung.( lulusan pertama di Indonesia yang konsisten di bidang pendidikan khusus)

Karier:
Tahun 1985 guru sukarela di SLB Garut, 1986 diangkat menjadi PNS di SLB /A YKB Garut, 1991 mutasi ke SLB BC Muara Sejahtera Pamulang Jakarta Selatan, Th 2000 menjadi kepala sekolah th 2006 menjadi Pengawas sekolah Pendidikan Khusus (sampai sekarang) 2014 Dosen dan merintis Prodi Pendidikan Khusus di Untirta.
Menjadi instruktur Nasional (di berbagai daerah di Indonesia)
Sistem Isyarat Bahasa Indonesia
Imlementasi Pendidikan Karakter dari TK, SD, SMP, SMA,SMK, SLB dan PKBM bersama Pusat Kurikulum
Pendidikan Inklusif
Kurikulum Pendidikan Khusus 2013
Pendidikan Karakter Kurikulum PK bersama Dirjen GTK
Penguatan Kompetensi Kepala Sekolah
Pengembangan mutu SLB
Menjadi pembicara di beberapa Perguruan Tinggi tentang Disabilitas dan Pendidikan Inklusif dan menjadi narasumber yang diminta oleh Pemerintah daerah beberapa Provinsi.

Karya Tulis:
Buku yang ditulis sendiri: Buku pertama berupa beku cerita anak bertajuk “Sepatu yang Hilang” merupakan Juara 3 nasional hasil lomba Menulis Buku Cerita Anak yang diselenggarakan Direktorat PSLB.
Buku kedua dan ketiga buku guru dan buku siswa untuk siswa Tunagrahita, Buku keempat dan kelima buku guru dan buku siswa untuk siswa Autis.
Buku ketujuh ditulis bersama Prof Rahman dan Neti Asmiati tentang siswa berhambatan majemuk.
Menulis karya ilmiah di beberapa jurnal lokal, nasional dan internasional
Pengalaman mengajar dan berkomunikasi dengan para disabilitas dan guru-guru yang menangani mereka dari Sabang sampai Merauke sedang ditulis dalam bentuk novel “ Dunia Tanpa Batas”.

Kamis, (16/01/2020).

Reporter: Usep

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d