Pendidikan

Siswa Tuna Daksa Berprestasi Harapkan Bantuan Kaki Palsu

×

Siswa Tuna Daksa Berprestasi Harapkan Bantuan Kaki Palsu

Sebarkan artikel ini

LEBAK, SEKILASINDO.COM – Dibalik sebuah kekurangan, tersimpan sebuah kelebihan. Inilah yang terjadi pada siswa Disabilitas dengan keterbatasan Tuna Daksa. Andika, Salah satu siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Wanasalam, mampu meraih juara 1 (satu), semester gasal, Tahun Ajaran 2019/2020. Dan berharap bantuan berupa kaki palsu dari pemerintah. Sabtu, (21/12/2019).

Andika, siswa SMKN 1 Wanasalam, kelas 10, Jurusan Teknik Mesin Industri, merupakan salah satu warga Kampung Cihandiwung RT. 07 RW. 04 Desa Parungsari Kecamayan Wanasalam Kabupaten Lebak, Banten. Sejak duduk di bangku SD kelas 3 akibat patokan ular, dirinya harus kehilangan kaki sebelah kiri dan berjalan dibantu dengan tongkat.

Click Here

“Saya berharap kepada pemerintah daerah maupun pusat agar saya diberikan bantuan berupa kaki palsu, agar saya bisa meringankan beban yang saya derita selama ini,” harap pria yang sehari hari menggunakan tongkat untuk membantunya dalam melakukan aktivitas.

Tak hanya di SMK (saat ini), ketika dirinya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMPN) 2 Wanasalam, pria anak petani tersebutpun ternyata berprestasi. Hal ini di ungkapkan oleh Yusi Gustini Purwanti, M. Pd., Salah satu guru di SMP tersebut.

Foto: Yusi Gustini Purwanti, M. Pd., Salah satu guru saat Andika duduk di bangku SMPN 2 Wanasalam.

“Rajin sekolahnya wktu SMP juga, meraih nilai UN tertinggi Bahasa Indonesia, Alhamdulillah dapat reward juga dari gurunya,” ungkap Yusi.

Terpisah, Taufik Ramdan, seorang Aktivis Muda asal Wanasalam, angkat bicara. Menurutnya, pemerintah sudah selayaknya memberikan apresiasi dan membantu siswa yang mempunyai keterbatasan fisik maupun mental.

Foto: Taufik Ramdan, Aktivis asal Wanasalam

“Ini harus benar benar di bantu, apalagi siswa tersebut penyandang disabilitas dan berprestasi, tentunya ini harus benar benar menjadi prioritas,” tegasnya.

Diketahui, Andika merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara, yang lahir dari keluarga tidak mampu yaitu dari pasangan Acip (61) dan Arnati (49), keseharian hanya sebagai petani.

Reporter: Usep

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d